KABARJOMBANG.COM – Proyek pembangunan jembatan Desa Karangwinongan Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang senilai Rp 3,5 Miliar, hingga Rabu (21/12/2016), belum juga rampung.
Pantauan di lokasi, proyek yang mulai dikerjakan 21 Juli 2016 lalu itu melampaui target perencanaan. Harusnya selesai pada tanggal 17 Desember 2016, dengan masa kontrak selama 150 hari. Hingga saat ini, proyek yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Jombang 2016 itu, masih menyisakan pekerjaan pengaspalan atau masih mencapai sekitar 85 persen.
Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Jombang, Hari Oetomo saat melalui Kepala Bidang Pembangunan Setiawan, mengakui jika proyek tersebut tidak selesai sesuai target yang ada di kontrak kerja.
“Proyek yang dikerjakan PT Asri Jaya Putra Perkasa tersebut memang molor. Harusnya selesai tanggal 17 Desember 2016 kemarin. Insya Alloh, hari ini mulai pengaspalan,” katanya, Rabu (21/12/2016).
Molornya proyek tersebut, lanjutnya, juga terkendala teknis pada AMP (Asphalt Mixing Plant) yang mengalami error. Selain itu, pihaknya juga mengaku sudah menegur berupa peringatan, teguran, dan solusi terkait kendala yang dihadapi ke pihak pelaksana jasa. “Sebab, sesuai anjuran atasan, semua proyek di Kabupaten Jombang diupayakan selesai pada tanggal 20 Desember 2016,” lanjut Setiawan.
Jika masih molor, lanjut Setiawan, penyedia jasa proyek tersebut dikenai denda keterlambatan dihitung dari tanggal usai masa kontrak. “Kalau tidak selesai ya kita denda. Dikontrak juga sudah ada. Dengan aturan satu per seribu kali nilai kontrak,” tegasnya.
Sementara itu, Yanto, salah satu warga setempat menilai, molornya pekerjaan proyek senilai Rp 3,562,331,000 itu, lebih disebabkan pada sistem kerja yang terkesan tidak terjadwal secara profesional. “Saya melihatnya terkesan santai. Harusnya pihak pelaksana merancangnya lebih ketat, kapan waktunya pekerja ditambah dan dikurangi. Kan nilai anggarannya besar,” kritiknya.
Selain itu, lanjutnya, seringnya pemberlakukan penutupan akses jalan bagi pengguna, dengan diarahkan ke jalur alternatif, juga berefek pada lesunya perekonomian sektor perdagangan. “Ya otomatis, pedagang di kawasan sini sepi pembeli. Setidaknya, penutupan jalan itu bisa disiasati,” tambahnya. (rief)