PETERONGAN, KabarJombang.com- Peningkatan angka penderita positif Covid-19 di Kabupaten Jombang, memantik reaksi pakar kesehatan masyarakat (Kesmas).
Menurut tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), KH Zahrul Azhar Asumta Asad alias Gus Hans, peningkatan angka positif Covid-19 saat ini disebabkan karena adanya faktor kelengahan masyarakat dalam menyikapi pandemi Covid-19.
Berbeda dengan sebelumnya yang disebabkan karena faktor kepanikan. Tetapi dampak yang diakibatkan tetap sama yaitu kematian.
Dikatakan Gus Hans, sisi lain penyebab kematian Covid-19 sekitar 80 persen hingga 85 persen juga disebabkan adanya penyakit penyerta atau komorbit dari pasien Covid-19. Sehingga, ada sekitar 10 persen hingga 15 persen murni Covid-19.
“Kita tidak boleh mengatakan kalau Covid-19 itu tidak mematikan, Tetap kita harus mengatakan Covid-19 itu bisa mematikan dengan paru-paru sebagai dampak utamanya,” tegas Gus Hans saat ditemui di kediamannya, Rabu pagi (16/9/2020).
Gus Hans juga mengatakan, agar pemerintah juga tidak lengah untuk selalu memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait penyakit sertaan.
“Kalau di Jatim kebanyakan penyakit sertaan itu diabet dan darah tinggi. Karena jika dilihat saat ini hampir setiap hari kita mengkonsumsi makanan yang mengandung diabetes. Dan kemungkinan juga karena pola hidup dan geraknya kurang,” ungkap laki-laki yang juga Wakil Ketua DPD Golkar Jatim ini.
Apalagi, lanjutnya, sekarang para anak muda dalam mengkonsumsi gula juga terbilang banyak dan kehidupan mereka saat ini berporos pada dunia digital atau gadget, kurang bergerak. Sehingga dapat memicu anak muda terkena diabet sejak dini.
Sementara di Jabar, kebanyakan disebabkan karena makanan yang mengandung pestisida seperti sayur-sayuran dan setiap daerah penyebab komorbitnya berbeda-beda.
“Saya ingin mengajak publik dan pemerintah jangan terpaku pada murni Covid-19. Tapi kita harus memikirkan juga bahwa 85 persen juga disebabkan karena komorbit,” tuturnya.
Gus Hans menandaskan, para pakar kesehatan masyarakat (Kesmas) akan terus melakukan edukasi dengan cara membuat opini-opini bahwa Covid-19 nyata.
“Para pakar kesehatan selalu mengatakan dan meyakinkan disetiap forum manapun bahwa Covid-19 itu nyata, ada. Ndak usah berfikir bahwa Covid-19 itu konspirasi, bikinan Cina, Jepang atau AS. Sudah, mau bikinan apapun ini nyata,” tegasnya lagi