Kualitas Buruk, Proyek Pengaspalan Jalan di Kepuhkajang Jombang Disinyalir Asal Jadi

Kualitas proyek pengaspalan jalan di Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, yang menelan anggaran ratusan juta dikeluhkan masyarakat. KabarJombang.com/M Faiz H/
Kualitas proyek pengaspalan jalan di Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, yang menelan anggaran ratusan juta dikeluhkan masyarakat. KabarJombang.com/M Faiz H/
  • Whatsapp

PERAK, KabarJombang.com – Pengerjaan pemeliharaan jalan hotmix atau aspal, yang menelan anggaran ratusan juta dari bantuan keuangan (BK) khusus APBD 2021 di Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, banyak dikeluhkan masyarakat. Pasalnya kualitas aspal dinilai buruk, sehingga dikhawatirkan cepat rusak.

Diketahui, pengerjaan pemeliharaan jalan hotmix sepanjang 1.044 meter di Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang tersebut menelan biaya sebesar Rp 150 juta.

Baca Juga

Salah seorang warga, Miswinnati menuturkan pengerjaan proyek jalan aspal di desanya disinyalir asal jadi. Karena kualitas jalan yang baru selesai satu bulan lalu terlihat jelas perbedaannya.

“Jauh lebih bagus yang lama, lebih mulus dan rata. Kalau yang baru selesai ini kan tidak rata dan kasar juga kelihatannya. Meskipun saya perempuan, saya juga bisa menilai kalau aspalnya begini,” ujarnya kepada KabarJombang.com, Senin (24/1/2022).

Menurut dia, kualitas aspal yang baru dibangun di jalan desa itu banyak kerikil yang tidak merekat dengan baik. Selain itu banyak kejanggalan pada proyek ini.

Kualitas proyek pengaspalan jalan di Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, yang menelan anggaran ratusan juta dikeluhkan masyarakat. KabarJombang.com/M Faiz H/
Kualitas proyek pengaspalan jalan di Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, yang menelan anggaran ratusan juta dikeluhkan masyarakat. KabarJombang.com/M Faiz H/

“Awalnya jalan ini paving, lalu ada pengerjaan pengaspalan. Ya mungkin pengerjaannya yang penting jadi gitu. Soalnya aspalnya ini ya begini kasar, dan ketika nyampu kalau pagi hari itu kadang kerikil aspalnya juga kena. Ketebalan dengan aspal yang dulu juga tidak sama dan tidak rata juga,” tegas Misnawati.

Terpisah, Kepala Desa Kepuhkajang M Arsyad Damiri mengatakan bahwa perbedaan aspal pada pembangunan tersebut tidak menjadi permasalahan.

Karena menurutnya sebelumnya sudah dilakukan pemeriksaan dan monitoring evaluasi (Monev) DPMD Jombang.

“Ya memang sesuai kebutuhan itu, dan itu juga sudah di Monev kok. Memang tidak ada masalah,” katanya saat ditemui KabarJombang.com, Senin (24/1/2022).

Saat disinggung soal jenis aspal dan pengaspalannya terlihat kasar serta tidak merata dengan aspal yang lama, pihaknya hanya menuturkan jika untuk pemerataan di jalan aspal yang dimaksud tidak bisa menggunakan alat berat.

“Karena memang tidak bisa pakai alat berat itu. Karena juga menyesuaikan dengan kondisi lingkungan,” pungkas Arysad.

Sementara dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa ciri aspal atau hotmix yang kurang baik dilihat secara visual. Diantaranya, warna aspal kurang hitam.

Warna aspal adalah indikator terbaik dalam melihat secara visual apakah komposisi beton aspal tersebut kekurangan aspal bitumen atau terlalu berlebihan aspal bitumennya. Apabila dalam waktu kurang dari seminggu aspal yang baru dihampar ternyata kurang hitam perlu diinvestigasi lebih lanjut melalui uji ekstraksi aspal.

Kemudian, banyak aggregat yang lepas dari aspal jalan. Indikator ini menunjukkan aspal bitumen tidak menyelimuti aggregat secara menyeluruh sehingga aggregat banyak yang lepas. Jika dibiarkan terus akan menyebabkan air masuk ke dalam badan jalan dan menyebabkan kerusakan jalan. Seperti yang terlihat pada proyek pemeliharaan jalan di Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait