GUDO, KabarJombang.com- Klenteng Hong San Kiong Gudo, Jombang adalah Klenteng tertua di Kabupaten Jombang. Hal ini sudah terkenal baik di dalam maupun luar Jombang.
Bangunan kokoh Klenteng yang menghadap ke Utara itu nampak mencolok saat dipandang. Apalagi lokasinya berada ujung jalan pertigaan jalan raya di Gudo.
Terlebih lagi, dengan kolaborasi warna merah dan kuning. Sehingga menarik setiap orang yang melewati jalan depan Klenteng.
Begitupun dengan arsitektur bangunan Klenteng yang masih kental. Bernuansa Jawa karena atapnya yang berbentuk joglo.
Ketua Klenteng Hong San Kiong Gudo, Toni Harsono menjelaskan, belum ada bukti autentik terkait berdirinya bangunan Klenteng pada tahun berapa.
“Bukti autentiknya saya belum ada, karena semua yang tercatat rapi disini tahun 1926. Jadi semua kegiatan-kegiatan Klenteng tahun 1926 itu tercatat rapi,” ujar Toni kepada KabarJombang.com, Sabtu (6/2/2021).
Toni mengatakan, jika ada yang beranggapan bahwa Klenteng ini sudah ada sejak tahun 1800-an. Di Klenteng tersebut juga pernah didatangi dua kali oleh seorang Profesor dari Taiwan. Kemudian menemukan sebuah makam pejabat tinggi dinasti Jìn yang tempatnya sekitar 1 kilo meter dari Klenteng.
“Saat itu saya heran masak iya ada makam pejabat tinggi dinasti Jìn. Terus beberapa bulan kemudian ada orang-orang bondong-bondong kesini dan ternyata itu bener makamnya pejabat tinggi dinasti Jìn,” katanya.
Untuk bangunan Klenteng sendiri yang paling tua adalah bangunan bagian depan. Bahkan dikatakan Toni, awal dulunya Klenteng tersebut adalah Klenteng blek. Sementara bangunan yang lainnya sudah tambahan dan sudah direnovasi.
“Kalau bangunannya yang paling tua ya depan itu, untuk yang lainnya sudah renovasian. Ini dulu awalnya Klenteng blek gitu, jadi mungkin dulu pakai seng-seng aja, tembel-tembel gitu ya terus dibangun ini,” ungkapnya.
Diceritakan lebih lanjut, jika dahulu berkeyakinan orang-orang Tiongkok agar selamat berlayar di laut akhirnya membawa patung. Setelah sampai di tempat tujuan patung tersebut dipuja dan disembahyangi. Kemudian dibuatkan Klenteng.
Toni menambahkan, saat perayaan di Klenteng pada tahun 1950-an sangat ramai hingga memenuhi ruas jalan dan lapangan di Gudo. Namun, saat ini Jumlah etnis Tionghoa yang berdomisili di Gudo tidak sebanyak dahulu.
“Monumen yang paling tua salah satunya ya tulisan-tulisan China yang di Gedung depan. Karena ada orang yang pernah membaca bahwa itu tulisan kuno gitu,” ungkapnya.
Pada bulan Juni tahun 2020 lalu, sebenarnya akan dilaksanakan pertemuan Internasional yang bertempat di Klenteng Hong San Kiong Gudo. Namun, karena ada pandemi Covid-19 pertemuan tersebut dibatalkan.
Lokasi Klenteng ini tepat berada di Desa/Kecamatan Gudo. Sekitar 20 kilometer kea rah selatan dari pusat kota Jombang.