SUMOBITO, KabarJombang.com – Jalan yang mulus, lebar dan sepi di kerap menjadi ajang balap motor liar oleh sekelompok anak muda di Kabupaten Jombang. Lantas dimana saja sirkuit dadakan untuk ajang balap liar di Kota Santri.
Menurut informasi yang dihimpun KabarJombang.com, jalan raya yang kerap digunakan untuk balap motor liar di Jombang adalah jalan lingkar atau Bypass Mojoagung, jalan raya Kecamatan Kesamben, jalan depan kawasan makam Gus Dur serta jalan raya Sumobito-Peterongan tepatnya di Desa Nglele, Kecamatan Sumobito.
Lokasi terakhir ini memang kondisi aspal jalannya terbilang mulus, maka tak heran jika kelompok pemuda menjadikannya sebagai ‘sirkuit’ balap liar sepeda motor.
Aksi ugal-ugalan balap liar ini selain membahayakan nyawa pengendaranya juga membahayakan pengguna jalan lainnya. Tak jarang warga sering mengingatkan para pemuda pebalap liar itu, namun tak digubris.
Kondisi tersebut juga kerap dikeluhkan para pengguna jalan. Seperti diungkapkan EW, balap liar di Jalan raya desa Nglele Kecamatan Sumobito sering dikeluhkan warga karena dinilai mengganggu kendaraan yang hendak menlintas. Lantaran sebelum dimulai balap liar jalan akan ditutup.
“Biasanya balap liar di jalan raya desa Nglele mulai pukul 00.30 WIB keatas. Sangat mengganggu kendaraan yang mau lewat,” kata EW kepada KabarJombang.com, Minggu (21/2/2021).
Para joki balap liar diungkapkannya mengambil start dari arah selatan ke utara. “Pokoknya daerah sawah-sawah yang pas gak ada rumah warga, jaraknya jauh dari rumah yang ada,” tandas dia.
EW menambahkan, sepengetahuan dirinya belum ada razia balap liar yang digelar di wilayah tersebut.
“Sering mulainya pokoknya pukul 00.30 WIB keatas, banyak pemuda yang balap liar disitu. Kayaknya dari desa lain di wilayah Nglele. Sepengetahuan saya belum ada razia ya, tapi saya harap agar aparat cepat bertindak karena meresahkan pengguna jalan,” kata EW memungkasi.
Aksi balap liar itu biasanya disertai dengan adanya taruhan sejumlah uang. Karena balap motor liar menjadi ajang adu gengsi bagi sejumlah kelompok pemuda.
Semakin sering menang, maka nama joki, bengkel serta si pemilik motor terangkat di mata pecinta balap liar.