NGORO, KabarJombang.com – Penutupan kawasan situs pertitraan Sumberbeji di Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, dilakukan dalam seminggu kedepan.
Terjadinya ekskavasi tahap tiga yang dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, membuat kawasan ini ditutup guna tidak terjadinya kerumunan.
Menurut Arkeolog BPCB Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho, masyarakat dihimbau untuk bersabar dan tidak melihat ekskavasi secara langsung, supaya tidak mengakibatkan kerumunan.
“Tertutupnya ini kaitannya masa pandemi covid 19. Maka kita menghindari kerumunan, supaya tidak tercipta kluster baru,” ungkapnya pada KabarJombang.com Senin (23/11/2020).
Wicaksono, menghimbau pengunjung atau masyarakat yang ingin mengetahui untuk bersabar terlebih dahulu. Dan bisa menyaksikan setelah ekskavasi berlangsung.
“Ketika kegiatan ekskavasi jangan sampai ada pengunjung. Takutnya ekskavasi dihentikan karena menimbulkan kerumunan,” tambahnya.
Sementara Ketua Paguyuban Pelestarian Cagar Budaya, Syarif Hidayatullah mengatakan, kawasan situs pertitraan sumberbeji dibuka ketika sore hari setelah pekerja ekskavasi selesai.
“Benar, ekskavasi kita tertutup untuk umum. Pengunjung dilarang masuk, karena kita tidak mau mengambil resiko. Takut ada kerumunan, baru nanti pukul 17.00 WIB dibuka,” paparnya.
Pihaknya menyebut penutupan itu selama 7 hari. Mulai Senin (23/11/2020) sampai Minggu, (29/11/2020). Dan diperbolehkan dibuka setelah ekskavasi selesai pukul 17.00 WIB.
Hal ini senada diungkapkan pemilik warung Ratna Purnawati yang ada di kawasan Sumberbeji. Bahwa pagi menjelang sore seluruh warung dihimbau tutup karena adanya ekskavasi supaya tidak adanya kerumunan.
“Jadi kita PKL dihimbau untuk tutup dan buka sore pukul 17.00 WIB, mengingat kita kan kalau malam juga jualan. Pas ekskavasi itu pengunjung juga dilarang masuk,”paparnya.
Pantuan KabarJombang.com di lokasi, saat ini situs pertitraan Sumberbeji sedang dipasang palang mengantispasi pengunjung yang ingin melihat. Sedangkan ekskavasi yang dilakukan sejauh ini masih dalam tahap pengurasan air.