JOMBANG, KabarJombang.com – Dalam dua hari terakhir, Kabupaten Jombang diguyur hujan. Meski begitu, Kepala Seksi (Kasi) Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Jombang, Gunadi menyatakan, bulan Agustus 2020 ini, sebenarnya puncak musim kemarau.
Intensitas hujan di Kota Santri dalam beberapa hari ini, menurutnya, tidak menandakan datangnya musim penghujan. “Sebetulnya, bulan ini puncaknya musim kemarau. Tetapi kemaraunya kemarau basah. Tidak seperti kemarau panjang,” ucapnya pada KabarJombang.com, Jumat (14/8/2020).
Artinya, kata Gunadi, walaupun kemarau, tetap masih ada hujan, namun intensitasnya rendah sampai sedang. Meskipun hujan, tidak akan menyebabkan bencana banjir besar seperti biasa terjadi saat musim penghujan.
“Kemudian terkait banjir di musim kemarau tidak sampai tinggi. artinya sebaliknya, saat ini banjir masih dalam posisi aman atau rendah. Hal ini sama apa yang disampaikan BMKG yaitu kemarau basah. Kalau panas, panasnya luar biasa,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gunadi juga menyebut Kabupaten Jombang diprediksi akan mengalami kekeringan antara bulan Agustus hingga Oktober 2020 mendatang. Dalam analisa prakiraan hujan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, stasiun Klimatologi Malang, intensitas curah hujan, berada di bawah garis normal.
Analisa yang diambil dari hasil 197 pos hujan sampai dengan awal Juli 2020 oleh stasiun Klimarologi Malang menunjukkan, tingkat keseringan turun hujan mencapai 10 hari sekali.
Kabupaten Jombang sendiri bergabung dengan 13 Kabupaten/Kota yang memiliki curah hujan di bawah normal. “Sebagian kawasan Bangkalan, Banyuwangi, Batu, Jember, Malang, Pamekasan, Mojokerto, Ponorogo, Sampang, Sidoarjo, Sumenep, Lamongan dan Probolinggo,” kata Gunadi, akhir Juli 2020 lalu.
Baca Sebelumnya: Curah Hujan Dibawah Normal, Jombang Terancam Kekeringan di Bulan Agustus hingga Oktober