JOMBANG, KabarJombang.com – Penahan dam karet sungai Brantas di Desa Jatimlerek, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang dilaporkan bocor sejak 1 minggu yang lalu. Karena itu, 1.700 hektare sawah di dua kecamatan yakni Ploso dan Plandaan terancam gagal tanam.
Pintu yang bocor paling parah adalah pintu nomor enam dengan panjang kurang lebih 60 meter. Sedangkan, ada pintu lain yang mulai bocor, yakni di pintu 5, namun sudah dilakukan penambalan.
Mendengar hal itu, Anggota DPR RI Komisi V Sadarestuwati bersama Pj Bupati Jombang Sugiat beserta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas turun langsung meninjau kerusakan tersebut, Kamis (16/5/2024).
Sadarestuwati mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi tersebut dari Dinas Pertanian Jombang bahwa Dam Karet Jatimlerek terjadi kebocoran. Sehingga irigasi untuk pertanian terganggu.
“Saya langsung menghubungi Kepala BBWS Brantas untuk segera menangani untuk sementara waktu. Pintu 6 (rusak) bentangan paling lebar, pintu 5 juga lebar, sementara ditutup kain untuk mengatasi, tapi itu tidak bisa dibiarkan terus menerus,” kata anggota dewan yang akrab dipanggil Mbak Estu ini saat meninjau lokasi, Kamis (16/5/2024).
Untuk mengatasi kebocoran tersebut, sementara pihak pengelola mendatangkan dua pompa air dengan kapasitas 500 liter per detik dan kapasitas 300 liter per detik. Meski begitu, hal itu belum bisa memenuhi kebutuhan untuk pertanian yang mencapai 3000 liter per detik. Estu juga meminta bendungan karet Jatimlerek Jombang itu direhabilitasi secara total pada tahun anggaran 2025.
“Sementara sudah ditangani secara darurat dengan menggunakan pompa air meskipun belum bisa maksimal. Mesin pompa sementara ini dengan debit 500 per detik dan ada tambahan kapasitas 300 meter per detik dengan total 800 perdetik. Normalnya 3000 perdetik. Jadi sementara petani harus bisa melakukan pengelolaan air secara bergantian. Kami usulkan agar tahun 2025 direhabilitasi dengan total,” ujar Mbak Estu.
Senada dengan Estu, Pj Bupati Jombang Sugiat menuturkan, penanganan terhadap jebolnya bendungan Karet Jatimlerek telah dikoordinasikan. “Setelah mendapatkan informasi, saya minta kepada OPD terkait untuk segera berkoordinasi, karena memang wewenangnya lintas sektor,” kata Sugiat.
Dikatakan Sugiat, kerusakan pada dam karet itu memang diharapkannya untuk bisa segera ditangani. Terlebih hal itu akan berhubungan dengan kebutuhan dan kehidupan petani. “Jombang lumbung pangan urutan ke 11 di Jatim, jadi pertanian ini penting sekali, sehingga memang harus segera ditangani,” kata Sugiat.
Di lokasi yang sama, Kepala BBWS Bratas Hendra Ahyadi mengatakan bahwa rusaknya bendungan karet Jatimlerek akan dilakukan perbaikan total pada tahun depan. Pihaknya saat ini baru akan melakukan perencanaan desain. “ Tahun depan bisa dilakukan penggantian secara utuh. Tahun ini kami berkomitmen melakukan desainnya,” ujarnya