Cerita Suporter Jombang Saksikan Banyak Orang Terinjak di Pintu Keluar Stadion Kanjuruhan

Dwi Ananda (kiri pada foto) saat menceritakan kejadian di Stadion Kanjuruhan kepada awak media.(Anggit)
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Kisah pilu Tragedi Kanjuruhan menyisakan pelik bagi sebagian masyarakat. Khususnya Idrisdiatun Dwi Ananda, warga Kecamatan Jombang yang juga menjadi saksi atas kejadian tersebut.

Pria yang berumur kisaran 17 tahun tersebut menuturkan, saat itu ia bersama beberapa temannya memang menyaksikan langsung pertandingan Big Match Liga 1 yang mempertemukan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan pekan ke-11 Liga 1 2022-2023, Sabtu (1/10/2022) lalu.

Baca Juga

Saat pertandingan dihelat, ia menuturkan semula keadaan normal. Namun, hal tersebut nampak 180 derajat berbeda setelah adanya semprotan gas air mata dari petugas.

“Kasian anak-anak yang ada di tribun selatan, kita tidak tau apa-apa kenapa di semprot gas air mata. Pintu-pintu semua ditutup, di bawah penuh asap, di atas penuh asap. Semua panik, semua ingin keluar tapi kenapa pintu semua ditutup,” ucapnya pada wartawan pada Senin (3/10/2022).

Ia melanjutkan, saat tembakan gas air mata diluncurkan oleh pihak keamanan, banyak suporter yang panik. Karena panik, para suporter berhamburan lari keluar melalui pintu keluar. Naasnya, saat itu pintu keluar penuh sesak.

“Kasian banyak yang terinjak-injak di pintu gerbang gate 10, 12, 14 banyak yang tidak bisa keluar, banyak yang pincang. Kami tidak tau apa-apa kenapa kok disemprot terus menerus dengan gas air mata,” katanya.

Ia juga tak hentinya mempertanyakan, mengapa petugas keamanan menyemprotkan gas air mata ke arah tribun penonton yang notabene tidak beranjak dan bahkan tidak turun ke lapangan. Ia pun berharap, kejadian ini dapat segera diusut tuntas dan segera ada yang bertanggung jawab atas insiden yang merenggut ratusan nyawa tersebut.

“Kenapa semua ditembaki gas air mata sampai tidak ada yang bisa keluar, sesak nafas. Kami mohon siapapun yang melakukan penembakan itu segera diusut tuntas, harus bertanggung jawab atas semua nyawa yang melayang. Harus bertanggung jawab siapa yang menembak, kasian keluarga korban yang ditinggalkan,” ungkapnya memungkasi.

Untuk diketahui, dari data terbaru, Menko PMK Muhajir Effendy menyampaikan total korban tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur sebanyak 488 orang. Dari 448 korban itu, sebanyak 302 orang di antaranya mengalami luka ringan, 21 orang luka berat, dan 125 orang meninggal dunia.

Tragedi Kanjuruhan yang juga sudah menjadi sorotan internasional ini sendiri terjadi di stadion Kanjuruhan saat Arema FC mengalami kekalahan saat bertanding melawan Persebaya Surabaya dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023, Sabtu (1/10/2022) lalu.

Kerusuhan tak terhindarkan ketika Aremania turun ke lapangan. Jajaran pengamanan yang berusaha menjaga kondusifitas pun menembaki gas air mata ke beberapa arah kerumunan suporter, bahkan ke beberapa tribun yang masih banyak suporter Aremania.

Kondisi akhirnya menjadi semakin mencekam karena banyak suporter yang terinjak-injak hingga sesak nafas akibat gas air mata yang ditembakkan ke tribune stadion.(Anggit)

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait