KABARJOMBANG.COM – Ada yang tak biasa saat sekitar 40 orang berziarah di makam KH Abdurrahmah Wahid (Gus Dur) di kompleks makam Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Rabu (12/7/2017). Betapa tidak, tepat di sisi bagian utara pusara Presiden RI ke-4 ini, mereka tiba-tiba menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Mereka adalah peserta Training Penggerak Perdamaian dan Toleransi yang diselenggarakan PGI dan GUSDURian Jombang. Mereka datang dari berbagai wilayah di Pulau Jawa.
“Makam Gus Dur adalah destinasi wajib bagi siapapun yang ingin mencecap semangat membangun Kebhinnekaan di Indonesia,” tutur Aan Anshori, kordinator panitia.
Menurutnya, ancaman intoleransi yang memecah belah bangsa, sudah sangat kasat mata dan membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Maka, diperlukan upaya konkrit menyiapkan sebanyak mungkin kader penggerak untuk menangkal ekstrimitas agama yang sanggup bekerja secara organik di komunitas.
Tak hanya dari berbagai wilayah, para peserta yang hadir di makam Gus Dur juga berasal dari hampir seluruh agama/keyakinan yang ada, yakni Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Islam dan Penghayat Kepercayaan.
Setiap perwakilan, memanjatkan doa sesuai kepercayaannya masing-masing. Selain membawa bunga untuk ditabur, tidak sedikit dari mereka yang membawa hio ke pusara.
Setelah berdoa, para peserta serentak menyanyikan lagu Padamu Negeri. Peristiwa tidak lazim ini sontak menyita perhatian ratusan peziarah lain, yang ada di lokasi. Bahkan, banyak diantara mereka yang mengabadikannya.
“Gus Dur, saya kira, milik semua orang yang mencintai bangsa ini dengan seluruh keragaman yang ada di dalamnya. Kami hadir untuk belajar dari semangat Gus Dur,” tutur Pdt. Penrad Siagian, perwakilan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), sebelum memimpin doa.
Setelah dari Tebuireng, rombongan ini selanjutnya melanjutkan perjalanan menuju GKJW Mojowarno dan Pura Amarta Bhuana di Ngepeh Kecamatan Ngoro. (aan/rief)