Asparagus Minta Kasus Pencabulan yang Jerat Anak Kiai Tidak Dikaitkan dengan Pesantren di Jombang

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, KH Zahrul Azhar Asumta
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, KH Zahrul Azhar Asumta.
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Aspirasi Para Lora dan Gus (Asparagus) Kabupaten Jombang, meminta agar kasus pencabulan santriwati, yang diduga dilakukan anak kiai berinisial MSAT melibatkan gerakan pesantren dan mengaitkan agama Islam.

KH Zahrul Azhar Asumta mengatakan bahwa tidak seharusnya melembagakan masalah personal tersebut.

Baca Juga

“Ya siapapun pelakunya, dia adalah warga negara Indonesia. Bagaimana seharusnya bisa mengedepankan hukum positif yang berlaku. Sehingga memiliki kewajiban untuk menaati aturan yang ada,” ujarnya kepada KabarJombang.com, Senin (17/1/2022).

Gus Hans sapaan akrabnya menilai bahwa tidak elok mengaitkan kasus pencabulan santriwati, yang diduga dilakukan anak kiai berinisial MSAT dengan lembaga pesantren lainnya. Dengan demikian, dampak yang terjadi akan menimbulkan permasalahan sosial masyarakat dan kesalahpahaman.

“Walaupun orang tersebut memiliki saham atau jasa yang besar dalam institusi tersebut, kita tidak boleh melembagakan permasalahan personal. Jangan sampai membawa nama institusi hanya untuk melindungi tindakan yang dilakukan oleh perorangan,” jelasnya.

Ia meminta agar pihak kepolisian segera menyelesaikan kasus yang telah terjadi dua tahun silam tersebut. Selain itu supaya setiap kasus bisa diselesaikan dengan aturan yang berlaku.

“Maka dalam hal ini perlu kita bersikap tegas kepada siapapun. Jangan sampai tidak sadar, mereka melembagakan permasalahan personal ini justru akan mendowngrade,” tutur Gus Hans memungkasi.

Hal senada juga diungkapkan, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam, Mojoagung, KH Salmanudin Yazid Al Hafidz menuturkan dengan adanya selebaran yang beredar dan mengait-ngaitkan kasus pencabulan santriwati, yang diduga dilakukan anak kiai di Ploso, Jombang berinisial MSAT merupakan hal mengada-ngada.

“Hal itu mengada-ngada untuk selamat dari kasus. Menurut saya tidak ada kaitannya antara kasus pencabulan dengan pesantren,” ujarnya kepada KabarJombang.com.

Gus Salman, kendati dugaan kasus tersebut melibatkan anak kiai, akan tetapi kasus itu berdiri sendiri dan tidak ada kaitannya dengan sebuah pesantren. Dengan demikian, pihaknya meminta seluruh masyarakat tepatnya di daerah Kabupaten Jombang agar tidak salah paham.

“Ya masyarakat juga harus diedukasi agar masalah yang berhubungan dengan hukum agar tidak bertindak menghakimi sendiri. Serahkan pada penegak hukum dalam hal ini,” imbuhnya memungkasi.

Diketahui bahwa, pamflet gerakan pesantren se-Indonesia itu menyebar dibeberapa media sosial. Salah satunya seperti di grub Facebook Info Jombang Utara.

“Waspada ! saat ini Pesantren Majmaal Bahrain Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyah Losari Ploso Jombang, Jawa timur saat ini sedang mengalami REKAYASA KASUS KRIMINALISASI PESANTREN.

PESANTREN-PESANTREN se INDONESIA harap berhati2 terhadap rekayasa kasus untuk mengkriminalisasi pesantren.

Musuh2 Islam Islam sudah bergerak untuk menghancurkan benteng2 pertahanan islam. WASPADALAH !!!,” tulis dengan jelas dalam pamflet itu.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait