JOMBANG, KabarJombang.com – Anggaran belanja tidak tetap (BTT) isolasi terpusat (isoter) rumah sehat di Kabupaten Jombang banyak yang tidak terserap. Sebab sebelumnya sudah mengandalkan urunan dana desa yang dikelola oleh BKAD (Badan Kerjasama Antar Desa).
Seperti isoter rumah sehat di SMPN 1 Jombang, tidak bisa menyerap biaya tidak tetap atau BTT. Karena menurut Camat Jombang, Muhdlor, rumah sehat tersebut tidak efektif.
“Pada Minggu kedua di SMPN 1 Jombang tidak efektif, otomatis kita tidak bisa menyerap, langkah yang kita lakukan dan untuk menghemat biaya kita jadikan satu di SMPN 5 Jombang, secara logika SMPN 1 pada Minggu kedua tidak terserap,” kata Muhdlor, Kamis (2/9/2021).
Selain itu di Kecamatan Jombang memiliki dua Isoter dengan dana BTT yang lebih besar yakni Rp 270 juta dibandingkan wilayah lainnya Rp 104 juta.
Dana BTT isoter rumah sehat di Kabupaten Jombang, diungkapkan Muhdlor telah masuk ke rekening kecamatan pada tanggal 24 Agustus 2021 lalu.
“Kecamatan Jombang nominalnya lebih besar, karena ada dua rumah sehat dan kelurahan di Jombang tidak punya ADD dan DD,” jelas dia.
Disinggung terkait berapa BTT yang sudah terserap, pihaknya mengatakan masih belum diketahui. Masing-masing kecamatan dikatakannya berbeda-beda ada yang sudah selesai SPJ dan ada yang masih proses.
“Menyelesaikan di akhir bulan, terserapnya secara bersamaan karena dibayar dibelakang, karena kegiatan sudah berlangsung,” ujarnya.
Terpisah Camat Ngoro, Ida Kumaida mengatakan jika dana BTT yang diterima Kecamatannya Rp 104 juta, sebab sesuai dengan RAB yang digunakan.
Dana BTT isoter rumah sehat di Kecamatan Ngoro, menurutnya baru bisa diserap pada tanggal 2 Agustus 2021. Karena awal bulan bertepatan dengan hari libur.
“Kita sudah sesuai RAB, mana yang dianggarkan melalui BKAD dana mana yang dianggarkan BTT agar tidak double anggaran. Insyaallah kita tidak ada kendala,” ungkap Ida memungkasi.
