KEDIRI, KabarJombang.com -Aksi puluhan pedagang kaki lima (PKL) Kediri, yang menuntut agar surat edaran (SE) sekretaris daerah (sekda) tentang pemasangan barikade di sekitar kawasan wisata Simpang Lima Gumul (SLG) dicabut berakhir ricuh.
Emosi massa tersulut karena tidak ditemui pejabat sekretaris daerah, ataupun anggota DPRD Kabupaten Kediri. Dalam aksi tersebut massa membakar ban bekas di depan Kantor DPRD. Bahkan massa juga membakar rombong tempat berjualan mereka.
Tidak puas membakar, massa kemudian berusaha masuk ke dalam gedung DPRD. Namun karena dihadang pihak kepolisian, sehingga terjadi kericuhan antara massa pendemo dengan pihak kepolisian.
Adu dorong di pintu gerbang tak terhindarkan, bahkan terjadi beberapa kali. Kericuhan mereda, setelah Sekretaris Daerah, Kabupaten Kediri, Solikin keluarga menemui massa.
Di depan puluhan PKL, Sekda Solikin akan menangguhkan surat edaran, terkait pemasangan barikade di kawasan wisata SLG Kabupaten Kediri.
“Surat edaran terkait pemasangan barikade di kawasan wisata SLG akan kami tangguhkan dan kami kaji kembali. Hal ini untuk kepentingan para pedagang kaki lima,” ujar Solikin.
Sementara koordinator PKL,Andri mengaku, para PKL sebenarnya tidak muluk-muluk. Pihaknya meminta agar barikade di kawasan wisata SLG di buka. Karena dengan pemasangan barikade tersebut, akan membuat para pedagang PKL tidak laku.
“Intinya kami sebagai PKL meminta agar surat edaran Sekda dicabut atau ditangguhkan. Karena jika tidak ditangguhkan, maka para PKL tidak laku jualannya,” tutup Andri.
Para pedagang ini melakukan aksinya menyusul surat edaran yang memberitahukan jika kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) tertutup untuk kendaraan roda dua dan roda empat pada hari Jumat dan Sabtu sejak pukul 16.00 hingga 21.00 WIB, dan hari Minggu mulai pukul 06.00 hingga 21.00 WIB.