JOMBANG, KabarJombang.com – Kericuhan pada laga tim Darul Ulum A kontra Bahrul Ulum dalam putaran kedua Piala Kasad di Jombang Minggu (3/7/2022) pagi, disebut sebagai wujud protes tentang status santri yang dimainkan dalam pertandingan tersebut.
Hak itu dinyatakan seorang pengasuh dan pengurus sepak bola Ponpes Darul Ulum, Muhammad Jarul Jihad atau Gus Heri. Disebutkan, keraguan akan keabsahan pemain di liga santri menjadi pemicu ketidakpuasan para supporter .
“Sebenarnya gak ada masalah tadi. Ini bentuk protes kami kepada penyelenggara terkait dengan keabsahan pemain. Kalau tajuknya liga santri, harusnya yang bermain hanya santri, itu saja,” kata Gus Heri, Minggu (3/7/2022).
Ia menjelaskan, ketika laga tim Darul Ulum B kontra Ponpes Genukwatu yang kalah telak 14-0, dirinya juga mencurugai pihak lawan menggunakan pemain sekolah sepak bola (SSB).
“Karena beberapa hari lalu, DU (Darul Ulum) B kalah 14-0 dari Pondok Genukwatu, ya jelas tidak mungkin karena santrinya gak sampai 80 kok ada tim sepak bola bagus. Ternyata dari SSB Gudo,” ungkapnya.
Atas dasar itu pihaknya mengeluhkan keadaan tim lain yang diduda tidak sportif soal pemain ini. Sedangkan usaha yang dilakukan untuk berlaga dalam liga santri Piala Kasad ini telah maksimal.
“Kami merasa santri kami latihan tiap hari, begini-begitu untuk liga santri. Tapi kita kok ketemunya bukan santri terus. Kami capek. Dan itu jadi pemicu supporter tidak puas. Sebenarnya itu saja masalahnya,” ujarnya.
“Ini bisa terjadi juga dikarenakan pihak penyelenggara tidak menggandeng RMI, organisasi persatuan pondok di bawah NU yang lebih mengetahui pondok-pondok di Jombang. Karena pasti ada semacan seleksi santri, gimana yang boleh bermain,” tambahnya.
Sementara itu mengenai jalannya pertandingan terkait kepemimpinan wasit, Gus Heri tidak mempermasalahkan. Hanya saja lempar botol sempat terjadi ke dalam lapangan.
“Wasit cukup adil, hanya saja ada lempar botol, dimarahi dan memicu itu. Tapi sebenarnya dari dua belah pihak supporter tidak ada masalah. Yang jadi permasalahan yang main bukan santri,” ulangnya.
Usai kejadian tersebut pihak tim sepak bola Darul Ulum A yang berlaga memilih mundur dan meninggalkan lapangan Stadion Merdeka Jombang.
“Kita lebih baik pulang saja, kalau ini diteruskan gak ada artinya. Santri itu beradab. Jangan sampai menodai Piala Kasad,” pungkasnya.