JOMBANG, KabarJombang.com – Persatuan Sepakbola Indonesia Djombang (PSID) merupakan klub sepakbola kebanggaan arek-arek di Kabupaten Jombang. Klub yang juga sering dijuluki Laskar Kebo Kicak itu sudah dari beberapa tahun yang lalu terdaftar berlaga di Liga 3 Jawa timur.
Namun siapa sangka, gaji para pemain PSID Jombang belum terbayarkan hingga saat ini. Seperti diungkapkan mantan pungawa Laskar Kebo Kicak, Satria Daud.
Pemain PSID Jombang era 2017 tersebut mengungkapkan, setiap kali bermain para pemain sesuai kesepakatan mendapatkan Rp 100 ribu. Namun, hingga saat ini belum terbayarkan.
“Saya main waktu itu dibagian pertahanan belakang selama lima kali, jadikan biasanya dibayar Rp 500 ribu. Akan tetapi tidak, hanya terlunasi Rp 200 ribu saja. Ya itu yang membuat saya di tahun 2018 keluar dan hingga kini tidak balik lagi ke PSID,” ujarnya kepada KabarJombang.com, Jumat (19/8/2021).
Padahal, pemain yang waktu itu bernomor punggung 24 tersebut sudah semangat saat melakukan latihan ataupun uji coba untuk mempersiapkan di liga 3 Jawa timur tahun 2017 silam. Kendati demikian, dirinya juga mengaku bahwa sepakbola sudah menjadi cita-citanya sejak muda.
“Jadi wajar kalau sudah berfikir masalah uang, karena sejak usia muda dulu memang saya suka bermain sepakbola, bahkan ingin tercapai cita-cita menjadi pemain sepakbola terkenal. Ya sempat terasa rapuh pas ada pengalaman seperti itu,” jelas Satria Daud.
Diakui pemain yang kerap disapa Satri itu bahwa kala itu memang latihannya sudah rutin, sehingga untuk perkembangan PSID di tahun 2017 itu sangat tampak. Selain sudah dikenal lebih meluas di wilayah Jawa Timur, juga para pemainnya hampir membawa klub tersebut ke kejuaraan.
“Meskipun tidak terjadi, akan tetapi PSID waktu itu menurut saya mengalami perkembangan daripada tahun sebelumnya. Akan tetapi ya begitu, setelah pemain berlaga tidak langsung dapat uang jatah main atau bensin,” katanya.
Disinggung soal pemain PSID 2021, dirinya menyayangkan sekali sikap Pemerintah Kabupaten Jombang yang tak mau memberikan kelonggaran bagi para pemain untuk latihan di lapangan stadion merdeka Jombang.
“Kasian setelah mendapat kabar bahwa teman-teman PSID yang akan berlaga di Liga 3 ini mengeluh, karena tidak bisa latihan di stadion. Padahal itu sangatlah penting untuk membiasakan mereka bermain disana,” tuturnya.
Sementara dirinya berharap bahwa kejadian soal gaji untuk para pemain PSID itu tak akan terulangi terhadap pemain PSID yang akan berlaga di liga 3 Jawa timur nanti. Karena hal itu menurutnya sebuah tanda penyemangat pemain atau sebagai apresiasinya yang telah semangat untuk membawa nama Kabupaten Jombang yang lebih baik.
“Selain saya harap lapangan di stadion itu bisa dipakai kembali untuk latihan para pemain, juga soal gaji bisa dilunasi semua kepada para pemain PSID yang bermain di liga 3 Jatim itu,” pungkasnya.
Pemain PSID ‘Terusir’ dari Stadion Merdeka
Terpisah, salah satu pemain PSID, Didit Febrianto mengatakan bahwa dirinya bersama pemain lainnya masih tetap latihan di lapangan desa.
“Intinya latihannya itu satu minggu sekali, tapi ya itu seringkali kebingungan cari lapangan. Soalnya kan masih PPKM dan di stadion dilarang, jadi kalau latihan itu cari lapangan di desa terlebih dahulu,” katanya.
Hal senada yang menjadi harapan baginya, yakni stadion bisa dipakai kembali meski harus mematuhi protokol kesehatan dengan ketat. Karena selama PPKM itu, 24 pemain PSID 2021 tidak pernah latihan di stadion merdeka Kabupaten Jombang.
“Ya intinya ada kemudahan bagi kami untuk persiapan ini, yang kami takuti nanti sampai tidak terbiasa bermain di lapangan biasanya. Karena luas panjang lapangannya tidak sama, stadion dengan lapangan Desa itu. Tapi tetap saya semangat karena sudah menjadi hobi saya bermain sepakbola,” katanya sembari memungkasi.