JOMBANG, KabarJombang.com – Lantaran belum ada perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, Sekolah Sepak Bola (SSB) Bintang Muda masih mengandalkan dana iuran untuk membiayai aktivitas latihan hariannya.
Hal ini diungkap Pelatih Kepala SSB Bintang Muda, Wawan Heriyawan. Menurutnya, selama ini, wadah pengembangan pada bibit pemain sepakbola muda yang dikelolanya ini, belum ada bantuan dari Pemkab.
“Belum ada bantuan atau perhatian dari Pemkab, Askab (Asosiasi Kabupaten) PSSI Jombang. Kalau KONI Jombang, untuk SSB belum ada juga bantuan selama ini,” ucapnya pada KabarJombang.com, Jumat (21/8/2020).
Selain operasional latihan, iuran harian yang selama ini dikelola SSB Bintang Muda ini, juga dialokasikan untuk perawatan lapangan, perawatan rumput, beli alat-alat latihan. “Kalau ada sisanya, baru dibagi untuk uang bensin pelatih,” katanya.
Wawan Heriyawan menyebut, besaran iuran dari anak-anak yang menjadi anggota SSB tersebut tidak terlalu besar. Hanya Rp 5 ribu dalam satu kali pertemuan.
Sementara dalam seminggu, jadwal latihan sebanyak empat kali. Setiap hari Minggu, Senin, Kamis dan Jumat. Mulai pukul 14.00 sampai 17.00 WIB.
Selama latihan, SSB Bintang Muda memanfaatkan lapangan sepakbola Jalan Gatot Subroto, atau belakang Auditorium kampus Undar (Universitas Darul Ulum) Jombang.
“SSB ini sudah jalan tiga tahun sejak 2018. Dulu latihan di stadion dengan nama SSB berbeda. Kemudian kita pindah ke lapangan Undar Jombang dengan nama baru yang sekarang ini,” ujarnya.
SSB Bintang Muda, lanjut Wawan, memiliki sekitar 50 anggota, mulai usia 8 – 15 tahun atau pelajar SD dan SMP. Dalam latihan, mereka didampingi 5 pelatih berlisensi C dan D. Empat pelatih pemain dan satu pelatih kiper.
Selain kurangnya perhatian, Wawan juga menyebut jarang ada turnamen sepakbola U-15 ke bawah di Jombang. “Karena di Jombang sangat jarang ada turnamen, jadi tim kami sering bertanding ke Nganjuk, Kediri, Surabaya,” ungkapnya.
Sementara Yayuk, salah satu orang tua murid SSB yang ikut mendampingi anaknya berlatih mengatakan, mengikutsertakan anaknya ke SSB ini agar anaknya bisa mendapatkan kegiatan positif.
“Biar anak aktif dari kecil, ketimbang main di luar, main di kali, layangan, lebih baik diarahkan ke yang positif,” tutur perempuan warga Mojongapit ini.
Ke depannya, ia tidak mengharapkan apa-apa. Karena hanya ingin melihat anaknya aktif mengikuti hal positif. “Harapannya ya semua sudah ada yang mengatur, gitu aja. Kalau untuk sistem bayarnya, setiap pertemuan. Tidak bulanan,” pungkasnya.