MEGALUH, KabarJombang.com – Pernah mendengar sebuah dusun di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, ditinggal penghuninya? Ya, namanya Dusun Ngengkreng. Secara administratif, dusun ini masuk Desa Sumbersari, Kecamatan Megaluh.
Lantas, apa yang melatar-belakangi warga dusun setempat kemudian hengkang ke dusun sebelah, yang masih menjadi bagian desa setempat? Diperoleh informasi, dusun ini memiliki kekuatan magis cukup kuat, hingga mereka seolah tak betah tinggal di sana. Bahkan konon, orang berbuat jahat pun akan selamat dari kejaran warga, jika bersembunyi di dusun ini.
Kepala Dusun Sumberpacing, desa setempat, Sokib (42) mengatakan, perkembangan terakhir, hanya ada 3 rumah yang berada dusun Ngengkreng. Yakni, keluarga H Ruslan, Supari, dan Jamil. Sekitar tahun 1985-an, ketiganya meninggalkan dusun tersebut, dan pindah ke dusun sebelah. Sokib mengaku tidak tahu alasan mereka pindah.
“Waktu saya masih kecil dulu ada tiga rumah di sana. Terus tiba-tiba pindah. Ada yang kesini (Dudun Sumperpacing), ada yang ke Dusun Sumbersari, dan satu lagi kalau nggak salah ke luar Jawa. Yang terakhir pindah itu, pak Ri (Supari), ke Dusun Sumbersari,” tuturnya, Rabu (2/12/2020).
Sokib mengatakan, jika dua keluarga tersebut sudah tiada dan hanya Supari beserta Umi Kulsum, isterinya, yang masih hidup. “Saksi hidup saat ini, ya Pak Ri sama isterinya. Dia pernah hidup di Nengkreng sebelum akhirnya pindah ke Dusun Sumbersari,” ulasnya kepada Tim Bukan Jombang Misteri, salah satu program penelusuran sejarah KabarJombang.com.
Ia juga menjelaskan, secara administratif, Desa Sumbersari memiliki empat dusun yaitu Dusun Sumbersari, Sumberpacing, Mojosari, dan Ngengkreng. Karena Dusun Ngengkreng sudah tidak ada penduduknya, maka dusun tersebut dihapus dan kini desa ini memiliki tiga dusun.
Ihwal kepindahan penduduk Dusun Ngengkreng berkaitan dengan persoalan mistis yang melingkupi dusun tersebut, Sokib mengaku tidak mengetahui secara pasti. Meski ia ingin tahu sejarah Desa Sumbersari.
“Kalau tentang alasan pastinya saya kurang tahu. Entah karena apa atau hal gaib, saya tidak tahu. Tapi kemungkinan mereka pindah itu karena butuh lingkungan tetangga. Makanya di saat ada yang pindah, semua jadi ikut pindah,” jelasnya.
Terpisah, Supari, orang terakhir yang pindah dari Ngengkeng mengatakan, jika Umi Kulsum (52) isterinya, adalah penduduk asli yang lahir di Dusun Ngengkreng. Sementara dia, merupakan mantu yang datang dari desa tetangga.
Dikatakannya, hingga saat ini, tanah di dusun Ngengkreng yang dulunya berdiri rumah mertuanya, masih berstatus milik isterinya. Seiring dengan kepindahannya, rumah tersebut dibongkar, dan beberapa bahan bangunan yang masih laik, dipakainya mendirikan rumah yang kini ditinggali di Dusun Sumbersari.
Ia menceritakan, sekitar tahun 1985, masih dalam status pengantin baru, ia beserta isterinya pindah ke Dusun Sumbersari. “Ya gimana lagi, karena kita juga butuh bertetangga. Akhirnya pindah dari sana. Saya yang lahir dan asli penduduk sana,” ungkap Umi Kulsum di kediamannya.
Disinggung alasan pindahnya apakah karena unsur gaib, Umi Kulsum mengaku, kerapkali ketakutan. Menurutnya, banyak kejadian di luar nalar manusia dialaminya, pun demikian suaminya. Hanya saja, dirinya kemudian terbiasa dengan suasana mencekam sekalipun.
“Yang menakutkan memang di sana banyak. Dulu pernah takut ada pohon doyong dan orang meninggal di depan rumah. Waktu itu zamannya Pak Harto, orang diglangsingi. Lama-lama ya biasa. Terus ada yang pindah, jadi kita ikut pindah ke sini,” bebernya.
Soal suasana dusun Ngengkreng angker, Umi Kulsum tak menampiknya. Berbagai makhluk tak kasat mata, banyak menghuni di sana. Kejadian ganjil pun kerapkali terjadi. Semisal, kejadian pengguna jalan yang harusnya belok di tikungan, malah lurus dan nyemplung ke sawah.
“Ya memang di situ makhluk gaibnya banyak, bermacam-macam, dan usil sekali. Kalau ke sana ya nuwun sewu atau salam, atau bunyikan klakson saat mau belok karena di sana usil. Pernah itu yang lewat disasarkan dan tercebur ke sawah. Itu sering terjadi,” tandasnya.
Pengalaman mistis juga kerapakali dialami Supari. Ia mengaku, pernah mendengar auman harimau di samping rumahnya yang masih berada di Dusun Ngengkreng. Selain itu, pernah dijumpai sejumlah anak kecil yang sedang berebut buah-buahan yang terjauh.
“Masih banyak lagi. Nah, belum lama ini, saya mencari rebung dan mencari bayu bakar di tanah kami itu. Tiba-tiba arit (sabit) saya, hilang. Saya pun ngomong jika saya ini bekerja, arit itu pun tiba-tiba ada lagi,” cerita Pak Ri, sapaan akrab Supari.
Tim Jombang Bukan Misteri KabarJombang.com pun memantai lokasi Dusun Ngengkreng. Di lokasi ini, memang sempat ditinggali penduduk. Ini dibuktikan dengan keberadaan sejumlah sumur di sejumlah lokasi. Selain itu, terdapat 6 makam yang lokasinya berada di tengah kawasan dusun tersebut.
“Iya, ada makam-makam disana. Ada makam orang tua dan anak saya. Tapi kalau yang dua makam itu, saya tidak tahu makam siapa. Makam itu,, sudah lama sekali dan memang makam tertua di sana,” pungkas Umi Kulsum.