Kisah Legenda Asal Usul Nama Desa Bakalan Sumobito Jombang

Makam Ki Ageng, sejumlah tokoh pembabat Desa Bakalan Sumobito Jombang. Kabarjombang.com/M Fa'iz H/
Makam Ki Ageng, sejumlah tokoh pembabat Desa Bakalan Sumobito Jombang. Kabarjombang.com/M Fa'iz H/
  • Whatsapp

SUMOBITO, KabarJombang.com – Desa Bakalan yang ada di wilayah Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang itu berasal dari perjuangan sembilan orang sakti .

Konon, kesembilan orang sakti dua diantaranya kakak beradik pada tahun 1598 mereka semua ingin membabat hutan itu menjadi Desa.

Baca Juga

Maka dari itu dibentuk rombongan yang dipelopori oleh saudara yang paling tertua bernama Gareng. Karena saat berbicara kaku, maka ketua rombongan itu dijuluki dengan sebutan Buyut Bekuk.

Diceritakan tokoh masyarakat pemerhati sejarah Desa Bakalan, Munawir Arif, sebelum memulai membabat alas menjadi sebuah desa. Buyut Bekuk memulai dengan bertapa di sebuah lubang pohon kesambi yang besar.

“Katanya, hal itu diperlukan untuk mencari wisik atau petunjuk dari Tuhan penguasa alam. Karena pada momen sebelumnya, terdapat beberapa orang yang ingin membabat hutan namun hilang begitu saja,” kata pria berusia 79 ini kepada KabarJombang.com.

Tak lama kemudian, Buyuk Bekuk mendapatkan bisikan yang menjadi tantangan yang harus dilakukan usai membabat hutan.

Dari wisik tersebut berbunyi, hutan dapat ditebang dengan syarat harus mengadakan selamatan tiap tahun yang sajiannya tumpeng.

Tokoh masyarakat pemerhati sejarah Desa Bakalan, Munawir Arif. Kabarjombang.com/M Fa'iz H/
Tokoh masyarakat pemerhati sejarah Desa Bakalan, Munawir Arif. Kabarjombang.com/M Fa’iz H/

Setelah itu, perintah tersebut didengar dan dijadikan pegangan dari Buyut Bekuk bersama rombongannya. Kemudian penebangan hutan itu dilakukan pada hari Jumat Pon bulan Sya’ban.

Setelah hampir selesai penebangannya, Buyut Lekuk menyelip pesan dan harapan dari tempat yang kini jadi Desa Bakalan tersebut.

“Dalam pesannya menyatakan, semoga masyarakat akan rukun selanjutnya dan tempat kediaman masyarakat nanti ini menjadi agung. Dari cerita yang berkembang, pesan dan tindakan dari sejumlah tokoh tersebut dikabulkan. Sehingga dari sejumlah tokok itu dijuluki orang yang agung Ki Ageng, ” tutur Munawir.

Dari harapan itulah dijadikan nama Desa Bakalan, atau desa yang bakalan agung apabila masih mengingat dan menghormati leluhur.

Menurut Munawir, bahwa dari zaman dahulu perayaan upacara berdirinya Desa ini sangat besar. Seperti slamatan dengan menyembelih kerbau jantan dan membakar banyak dupa untuk gelar doa bersama di balai desa.

“Sekarang agenda atau perayaan itu menjadi hal yang kecil bagi masyarakat, tidak tau masalahnya apa dan dimana. Untuk perayaan upacara tidak di adakan kembali, hanya saja dari kami melaksanakan tumpengan atau makan dan doa bersama disini,” kata dia menambahkan.

Sementara pria yang kerap disapa Mbah Munawir itu mengharapkan, masyarakat tidak harus melupakan sejarah. Selama kala itu mengingat, disarankan sambung doa dan memberikan kebaikan bersama.

“Semoga dengan masih utuh dan tampak bangunan makam Ki Ageng itu, masyarakat bisa mengingat dalam melakukan sesuatu hal kebaikan bersama. Berupaya Desa ini menjadi desa yang penduduknya ramah dan rukun bersama,” imbuhnya memungkasi.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait