JOMBANG, KabarJombang.com – Berdasarkan data yang dirilis oleh lembaga pendampingan perempuan korban kekerasan berbasis gender, Women’s Crisis Center (WCC) Jombang mengungkapkan sepanjang tiga tahun terakhir 2021-2023 kasus pelecehan seksual di Jombang yang ditanganinya mencapai 416 an kasus.
Dan pada tahun ini (2024) ada sebanyak 95 kasus yang didominasi oleh kasus Kekerasan Seksual. Sebanyak 43 kasus kekerasan seksual dan 40 kasus kekerasan terhadap istri san 7 kasus kekerasan terhadap anak serta 3 kasus tindak pidana umum dan 2 trafficking. Jika dilihat dari relasinya sebanyak 8 kasus KS di tahun 2023- 2024 pelakunya adalah bapak tiri.
“Pada tahun ini kasus pelecehan seksual didominasi oleh bapak tiri, trendnya memang terjadi pada bapak tiri,” ungkap Ana Abdilllah, Direktur WCC Jombang saat diwawancarai pada Senin (25/11/2024).
Lebih lanjut, ia mengatakan pada tahun ini ada lebih dari 8 kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh bapak tiri semua. Ia menyayangkan kenapa ada kekerasan di dalam rumah yang seharusnya menjadi tempat paling nyaman dan aman.
“Hal ini berarti perempuan-perempuan yang memilih untuk menikah itu harus mengkonfirmasi bahwa bapak sambung ini bisa menjadi ruang yang aman bagi anak-anaknya dan lingkungan keluarganya,” tuturnya.
Ana mencontohkan seperti kasus yang pernah viral di media, salah satu anak di Kecamatan Kabuh, Jombang. Yang mana pada kasus tersebut anak itu sudah mulai merasa terganggu akan kedatangan bapak tirinya yang hidup satu rumah sejak dari SD sampai dewasa.
“Kami juga menyarankan kepada para orang tua untuk membentuk lingkungan yang mendukung supersistem dari pemulihan korban. Untuk kasus-kasus yang pelakunya Ayah Tiri, ya Itu yang bikin dongkol, ketika ibu kandung itu justru membela bapaknya atau suaminya, gitu. Nah, itu yang banyak sekali menjadi tantangan kami,” tutupnya.