JOMBANG, KabarJombang.com – Jitu membaca peluang, rupanya benar-benar diaplikasikan Nini (32), agar pendapatan sehari-hari tetap dia dapatkan, bahkan mampu meraup keuntungan lumayan besar.
Betapa tidak, kala dagangan knalpot-nya mengalami surut cukup drastis akibat pandemi Covid-19, Ibu yang merupakan warga Sambongdukuh, Kecamatan/Kabupaten Jombang ini memutuskan banting setir berdagang drum dan ember plastik.
Sebelum memutuskan dengan dagangan barunya itu, ia meyakini drum dan ember plastik akan laris manis, lantaran barang tersebut menjadi bahan utama sarana tempat cuci tangan. Ya, cuci tangan merupakan salah satu bagian dari protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Dan benar saja, spekulasinya kulakan drum dan ember plastik berangsur berbuah untung. Bahkan ozmet per bulannya terbilang cukup besar. Yakni sekitar Rp 8 hingga Rp 9 Juta.
“Awalnya kami jualan knalpot. Pendapatannya memang tak seberapa. Saat pandemi Covid-19 akhir Maret lalu, kami memberanikan diri berjualan drum dan ember ini,” ucapnya pada KabarJombang.com, Rabu (24/6/2020) sore.
Nini mengatakan, kulakan drum dan ember pertama kali bermodal Rp 600 ribu. Uang tersebut dia terima dari pemberian sang suami. Tak lama barang dagangan barunya itu dipajang dan toko diberi label, sejumlah konsumen sudah mulai berdatangan berbelanja.
“Sehari bisa dapat sekitar Rp 300 ribu. Yang beli sering dari perusahaan, kantor-kantor, sekolah, partai politik. Ya, Alhamdulillah, satu bulan bisa mendapatkan uang sekitar Rp 8 – 9 Juta,” paparnya.
Soal pemasaran, Nini mengatakan lebih diuntungkan dengan lokasi usahanya yang berada di pinggir Jalan Raya menuju arah Terminal Kepuhsari, Jombang. Dengan begitu, ia tak banyak membuang waktu melakukan ‘woro-woro’ kepada calon konsumen. “Barang dagangannya, tinggal kami letakkan di depan toko,” katanya.
Pelan tapi pasti, barang dagangannya pun mulai beragam. Ia pun tak hanya menjual satu jenis ember saja. Beragam jenis ember dan drum mulai dia kulak, seperti jerigen, drum bensin, drum plastik, ember, bak dan lainnya. Ia mengaku, mengulak ember dan drum di beberapa daerah, seperti Surabaya, Nganjuk, Madiun.
Jenis ukuran barang dagangannya pun beragam, mulai dari 5, 8, 10, 15, 25 dan 50 liter. Soal harga, Nani mengatakan relatif, menyesuaikan jenis barang. “Harganya juga beragam, mulai Rp 20 ribu hingga Rp 60 ribu. Tergantung barangnya,” ujarnya.
Terkait barang yang banyak dibeli konsumen, Nani tidak bisa memastikan. Sebab menurutnya, konsumen lebih membeli barang berdasarakan kebutuhannya. “Nggak mesti beli satu jenis dan ukuran. Tergantung kebutuhannya. Kalau saya hitung, dalam sehari ada yang ambil 40 sampai 50 biji. Itu pun bermacam jenis yang diambil,” katanya.
Disinggung soal New Normal, Nani menegaskan tetap berniat menjalankan usaha jualan beragam ember dan drum ini, meskipun pandemi Covid-19 mulai beringsut. Adapun dagangan knalpotnya, menurutnya kini menjadi usaha sampingan.
“Ya kami ingin tetap berjualan drum dan ember ini. Disambi jualan knalpot dan lainnya. Karena kalau cuma mengandalkan satu usaha saja, berat juga,” pungkasnya.