Barang bekas yang dijual di pasar dekat jalan raya Nganjuk – Jombang ini, rata-rata bukan barang imitasi. Hanya saja, juga tergantung kejelian pembeli. Begitu pun soal harga, minimal pembeli cakap melakukan tawar-menawar.
Tak hanya itu, sepeda ontel tua atau kerap disebut sepeda hordok, juga ada di Pasar Tunggorono. Termasuk suku cadangnya. Seperti Sugiono (67) penjual sepeda angin sejak 1975 di pasar tersebut. Sejumlah koleksi hordok dipamerkan di lapaknya yang dibuka mulai pukul 09.00 sampai 13.00 WIB.
Menurutnya, sepeda ontel tua nan antik tersebut banyak digandrungi, baik kalangan muda sampai orang tua. “Yang beli di sini ya nggak hanya orang tua saja. Anak-anak muda juga banyak. Ini masih ada 15 unit sepeda ontel tua,” tuturnya.
Penjual sepeda antik yang tegabung dalam komunitas Sepeda Tua Indonesia ini, menawarkan berbagai jenis sepada tua. Antara lain Gazelle, Simplex, Fongers, Bsa, Ray, Gruno, dan Lokomotif
“Peminatnya di sini macam-macam. Tergantung keuangan masing-masing,” ungkapnya pada KabarJombang.com, Kamis (21/8/2020)
Bagi mereka yang berkantong tebal, lanjut Sugiono, memburu antara lain sepeda tua jenis Gazelle sama Simplex seharga Rp 10 juta. Sedangkan yang menengah ke bawah, banyak memburu sepeda onthel tua jenis apa pun. Namun, onderdilnya sudah tidak orisinil lagi dengan harga Rp 500 ribu sampai Rp 2 juta.
Pria baya ini mengaku memang penghobi sepada tua dan antik. Tak heran, jika ia paham betul seluk beluknya. Soal suku cadangnya imitasi atau orisinil, tahun pembuatan dan lainnya. Untuk dagangan sepeda tuanya, Sugiono rela memburu sepeda tua hingga beberapa daerah di luar Jombang.
Meski penghasilan yang diterimanya setiap harinya tidak menentu, Sugiono mengaku tetap asyik dan nyaman menggeluti dunia sepeda tua. Lebih lagi, saat pandemi Covid-19, sepeda ontel banyak diburu masyarakat untuk ikutan tren Gowes bareng. Kendati di sisi lain, ada juga yang melirik sepeda tua sekedar koleksi.
“Penghasilan ya Alhamdulillah, di sini rata rata yang beli itu harga sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 750 ribu, karena mereka menyesuaikan dananya,” pungkasnya.