JOMBANG, KabarJombang.com – Wacana agar kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di sekolah, rupanya tak hanya datang dari orang tua pelajar. Driver ojek online (Ojol) pun ikutan berharap, agar sekolah kembali aktif.
Pasalnya, sejak kebijakan “belajar di rumah” diberlakukan, order ojol menurun drastis. Sejumlah ojol yang berhasil ditemui KabarJombang.com mengaku, kalangan pelajar-lah yang sebelum pandemi menjadi andalan pendapatan mereka. Tak hanya alasan itu saja, sejumlah driver ojol tersebut juga mengaku kesulitan memenuhi biaya tambahan untuk membeli kuota internet anaknya yang pelajar.
“Waktu itu, hari minggu saja yang cukup sepi, karena sekolah libur. Kalau sekarang, hari minggu dan hari-hari aktif, sama-sama sepi,” tutur Sigit (50) warga Desa Tembelang, Jombang saat ditemui sedang mangkal di Jalan KH A Dahlan, Jombatan, Jombang, Minggu (2/8/2020).
Sejak santri Ponpes kembali, ia kembali bersyukur lantaran kembali mendapatkan order yang cukup. Namun bukan ojeknya, melainkan pesan-antar makanan. “Alhamdulillah, para santri pondok pesantren sekarang sudah balik semua, dan pendapatan ikut terdorong. Karena, para santri kebanyakan memesan makanan/minuman,” sambung Sigit (50).
Ia berpendapat, jika KBM sistem daring terus dilakukan, akan berdampak bagi tumbuh kembang pengetahuan para pelajar. Menurutnya, dalam sistem tersebut, para pelajar hanya mendapat teori saja, namun minim praktek. Juga, orang tua pelajar lebih banyak pengeluaran.
“Pembelajaran online itu tidak efektif. Salah satu dampaknya, pemborosan keuangan untuk membeli kuota internet. Sedangkan pendapatan yang kita dapat dari ojek online ini minim. Kami kan juga orang tua siswa,” katanya, diamini sesame driver ojol yang saat itu mangkal bareng.
Menurutnya, tidak sedikit sejumlah temannya mengundurkan diri sebagai driver ojol, akibat pandemi ini. Mereka memilih mencari pekerjaan lain yang menurut mereka lebih menjanjikan. Namun, Sigit mengaku bertahan sebagai driver ojol. Ia masih yakin, fitur yang disediakan dalam aplikasi ojol yang diikutinya masih membuka peluang menjadi lahan pendapatan.
“Karena ada jaga jarak, kita tidak angkut orang. Namun, ada banyak fitur di aplikasi kami. Paling banyak, pesan-antar barang atau makanan/minuman. Kan warga banyak yang berada di rumah. Dari situlah, kami bisa bertahan untuk biaya sehari-hari anak dan istri. Yang penting, kami tetap patuh protokol kesehatan, dan pelayanan ekstra pada konsumen,” paparnya.
Disinggung soal beroperasi, ia mengatakan tergantung dari akun pribadi masing-masing Ojol. “Ada yang hanya beroperasi beberapa jam saja, ada juga yang on sampai 24 jam,” pungkasnya.