Menjelang Idul Adha, Jasa Asah Pisau di Jombang Kebanjiran Pesanan

Foto : Nurkholis ketika menunjukkan proses pengasahan atau penajaman pisau. (Istimewa/KabarJombang).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Menjelang perayaan Idul Adha 2025, permintaan jasa pengasahan pisau di Kabupaten Jombang mengalami lonjakan signifikan, bahkan perajin mengaku hingga kewalahan menerima pesanan.

Fenomena ini turut dirasakan oleh Nurkholis, pengrajin pisau sekaligus juru sembelih halal asal Desa Kepatihan, Kecamatan Jombang. Menurutnya, permintaan terhadap jasanya meningkat drastis dalam dua pekan terakhir, terutama dari konsumen yang membutuhkan pisau tajam untuk keperluan penyembelihan hewan kurban.

Baca Juga

“Menjelang Idul Adha, permintaan memang mengalami peningkatan tajam, bahkan dua kali lipat dibandingkan dengan hari-hari biasanya,” jelasnya.

Layanan paling banyak diminati meliputi pengasahan pisau sembelih, pisau boning (untuk memisahkan daging dari tulang), serta pisau sisit (untuk menguliti hewan). Selain jasa asah, penjualan pisau juga mengalami peningkatan. Beberapa pesanan telah selesai dan diambil pemiliknya.

“Pisau sisit sudah banyak yang diambil, sekitar 15 hingga 20 bilah. Untuk pisau sembelih, stok saat ini hanya tersisa dua,” ucapnya.

Nurkholis menambahkan bahwa mayoritas pelanggan berasal dari kalangan takmir masjid dan panitia kurban, khususnya dari wilayah Kecamatan Sumobito, Diwek, dan Kabuh. Namun, ia juga menerima pesanan dari luar daerah seperti Surabaya dan Jakarta, berkat jaringannya sebagai anggota Juru Sembelih Halal (Juleha) Jombang.

Harga pisau miliknya berfariatif mulai dari Rp 250.000 hingga Rp 300.000, tergantung pada jenis bahan, ukuran serta desain yang diminta. Ia menyebutkan bahwa perbedaan bahan seperti per kendaraan dan bering turut mempengaruhi kualitas dan harga pisau.

Sementara itu, untuk jasa pengasahan pisau, Nurkholis tidak mencatat jumlah pastinya, namun memperkirakan telah mengasah hampir 100 bilah pisau sepanjang tahun ini.

Nurkholis menerapkan teknik yang teliti menggunakan amplas keramik dengan tingkat kekasaran berbeda, mulai dari grit 100 untuk tahap awal pembentukan, grit 40–60 untuk membentuk bevel, serta grit 150 dan 240 untuk pengasahan lanjutan. Pada tahap akhir, pisau dipoles menggunakan kain jeans guna memberikan hasil yang lebih tajam dan halus.

“Jenis pisau yang paling banyak diasah adalah pisau sembelih, pisau sisit, dan pisau boning,” katanya.

Ia menggunakan ukuran kurang lebih 30 sentimeter, yang paling banyak dipesan oleh takmir masjid, juru sembelih langganan, serta modin desa. Sedangkan, pisau sisit, berukuran standar berkisar antara 12 hingga 13 sentimeter, dan pisau boning sekitar 11 hingga 13 sentimeter dengan bentuk yang lebih ramping.

Berita Terkait