Kreatif, Pria di Jombang Sulap Limbah Paralon Jadi Lampu Hias

Slamet Hariyanto (42) asal Desa Kedawung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, saat membuat kerajinan lampu malam dengan bahan bekas paralon, Selasa (12/10/2021). KabarJombang.com/M Fa'iz Hasan/
Slamet Hariyanto (42) asal Desa Kedawung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, saat membuat kerajinan lampu malam dengan bahan bekas paralon, Selasa (12/10/2021). KabarJombang.com/M Fa'iz Hasan/
  • Whatsapp

DIWEK, KabarJombang.com – Di tangan Slamet Hariyanto, warga Desa Kedawung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Pipa paralon bekas dirubah menjadi barang bernilai ekonomi tinggi.

Pria 42 tahun ini menjadikan pipa paralon bekas menjadi kerajinan lampu hias ukir.

Baca Juga

Slamet belajar membuat kerajinan lampu hias, tersebut secara otodidak. Berawal setelah melihat banyaknya limbah paralon yang dibuang tak dimanfaatkan.

“Awalnya saya bekerja sebagai kuli bangunan, tapi karena sudah dirasa kurang, saya beralih ke usaha kerajinan ini sendiri. Kerajinan ini berawal dari saat melihat banyak sampah paralon yang dibuang. Sehingga waktu itu saya berfikir akan membuat kerajinan. Iseng-iseng dah gitu awalnya,” kata dia kepada KabarJombang.com, Selasa (12/10/2021).

Proses pembuatan kerajinan lampu hias dari pipa paralon bekas ini, awalnya dimulai dengan memotong paralon sesuai ukuran yang diinginkan. Kemudian diukir motif.

: Slamet Hariyanto (42) asal Desa Kedawung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, saat membuat kerajinan lampu malam dengan bahan bekas paralon, Selasa (12/10/2021). KabarJombang.com/M Fa'iz Hasan/
Slamet Hariyanto (42) asal Desa Kedawung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, saat membuat kerajinan lampu malam dengan bahan bekas paralon, Selasa (12/10/2021). KabarJombang.com/M Fa’iz Hasan/

Langkah terakhir pengecatan serta pemasangan lampu. Dalam sehari dirinya mengatakan mampu membuat 5 kerajinan lampu hias tersebut. Sementara yang membuat lama dikaitkan hanya disaat mengukir saja.

“Prosesnya tidak lama, yang membuat lama itu saat mengukir paralonnya saja. Untuk yang lain mudah, kalau sehari sudah bisa membuat 5 kerajinan sendiri. Kalau bahan-bahannya ya cuma paralon bekas, kertas, lampu dan lain sebagainya,” tutur Slamet.

Harga setiap bentuk kerajinan yang dibuat, pria yang memiliki dua anak itu mengatakan bahwa dibandrol dari harga yang paling murah Rp 85 ribu hingga ke yang paling mahal Rp 350 ribu rupiah. Murah mahalnya kerajinan itu disampaikan, menyesuaikan tingkat kesulitan saat pembuatannya.

“Kalau soal harga menyesuaikan tingkat kesulitannya, ada yang pemesanan dan ada juga yang langsung dari saya gitu. Alhamdulillah selama ini pemesanan terus berjalan, mulai dari warga Jombang sendiri hingga luar daerah. Kalau harapannya ya semoga kedepannya bisa lebih kreatif lagi,” pungkasnya.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait