KABUH, KabarJombang.com – Merosotnya harga jual tembakau pada masa panen tahun ini, membuat sejumlah petani kelabakan. Mereka meminta pemerintah untuk campur tangan. Adanya ketentuan standar dasar harga jual guna menghindari permainan nakal yang merugikan petani, bisa segera diterapkan.
Johan (30) petani tembakau asal desa Kowang Kecamatan Kabuh misalnya. Ia dan sejumlah petani tembakau lainnya mengaku mengalami kerugian cukup besar akibat turunnya harga jual tembakau. Penyebab turunnya harga jual sendiri menurut Johan, lantaran berkurangnya pembeli dan pengepul yang datang melihat hasil tembakau secara langsung. “Kecurigaan saya justru ini sebuah permainan, kalau jarang pembeli maka mau gak mau hasil panen tembakau kita akan dihargai jelek meski kualitasnya bagus,” ungkap Johan, rabu (19/5/2020).
Harga tembakau saat ini menurut Johan, hanya dihargai Rp 20 ribu per kilo. Tahun sebelumnya, harga tembakau mampu menembus angka Rp 40 ribu per kilo. “Tahun ini selain murah, ketersediaan tembakau banyak tapi sepi pembeli. Ini yang dari Jawa Tengah yang biasa kesini juga belum terlihat,” keluhnya. Ia dan sejumlah petani tembakau lainnya meminta pihak yang berwenang dalam tata niaga tembakau bisa segera turun tangan.
Menurut Johan, pemerintah mempunyai kewenangan untuk membuat ketentuan tentang standar dasar harga jual tembakau guna menghindari permainan yang merugikan petani serta mampu menstabilkan harga di setiap tahunnya. “Harusnya ada standar dasar harga yang disepakati untuk menghindari adanya permainan yang merugikan petani. Agar harga stabil terus tidak seperti sekarang jatuhnya murah banget,” pinta dia.
Padahal hasil tembakau tahun ini menurut Johan merupakan hasil terbaik. Pasalnya, masa panen masuk pada musim kemarau basah yang jika secara kualitas bisa diperhitungkan. “Tolonglah (pemerintah) segera turun tangan, kasihan para petani tembakau kalau kaya gini terus,” keluh dia memungkasi.