KABUH, KabarJombang.com – Pandemi covid-19 membuat aktivitas usaha mengedur. Terutama UMKM yang menjadi sektor paling terdampak.
Seperti kerajinan tikar di Desa Munungkerep, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang yang hampir saja bangkrut.
Di tanggan Nurhadi, kerajinan tikar pandan yang sudah hampir gulung tikar tersebut disulap menjadi aneka produk berbahan pandan.
Ia berinovasi merubah pandan yang biasanya hanya dijadikan tikar, menjadi aneka produk tas.
Beberapa produk tas berbahan pandan yang dipasarkan melalui media sosial ini sangat diminati masyarakat.
“Harga tikar sudah murah dan pesanannya juga menurun. Maka dari itu saya mencoba untuk lebih kreatif dalam menghasilkan daun pandan ini menjadi selain tikar,” kata pria berusia 31 tahun ini saat ditemui kabarjombang.com, Minggu (6/6/2021).
Menurut pria yang juga berprofesi sebagai guru ini, awalnya membuat tas dan produk lainnya dari padan hanya sekedar iseng.
“Awalnya iseng-iseng membuat tas dan pruduk lainnya yang semua bahan dari daun pandan. Dipasarkan dari mulut ke mulut dan sosial media, Alhamdulillah pesanan semakin meningkat dan meluas. Mulai dari masyarakat Jombang, Surabaya, hingga luar Jawa seperti Jakarta, Lombok dan lainnya,” ungkap pria yang kerap disapa mas Nur.
Seiring perkembangan waktu pesanan semakin banyak, Nur memutuskan untuk mengajak dan memberikan pelatihan pembuatan tas dari pandan.
Beberapa produk bikinan Nurhadi yakni, besek, keranjang bentuk segitiga dan keranjang hajatan, tempat botol, tempat tisu, sandal, dan paling banyak diminati tas keranjang.
Kerajinan berbahan dasar tersebut dijual mulai harga Rp 6 ribu hingga Rp 100 ribu per buah.
“Kita berharap agar pandemi cepat selesai, sehingga perekonomian kembali pulih,” pungkasnya.