KABARJOMBANG.COM – Demi tetap bisa mengikuti Ujian Nasional (UN), sebanyak 8 siswa dari dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) di kawasan Desa/Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, terpaksa harus menginap di rumah warga.
Ini dilakukan siswa-siswi, agar tidak terlambat dalam mengikuti UN yang dilaksanakan di SDN Pojok Klitih 1 yang berlokasi di Dusun Pojok Desa Klitih Kecamatan Plandaan. Beberapa siswa yang menginap dirumah warga diantaranya siswa SDN Pojok Klitih 2, dan SDN Pojok Klitih 3.
Dua sekolah tersebut, terletak di Dusun Rapahomobo dan Dusun Nampu, yang jaraknya mencapai 4 dan 14,5 kilometer, hingga memaksa para siswa-siswinya untuk menginap sehari sebelum pelaksanaan ujian.
“Jaraknya dari tempat tinggal mereka ke lokasi ujian sangat jauh, dan medannya pun sangat sulit. Sehingga siswa terapaksa harus menginap di sekitar lokasi ujian jika tidak ingin terlambat,” terang Zuliati (28) salah satu wali murid saat ditemui di lokasi.
Alhasil, beberapa persiapan penginapan pun tak mereka lupakan, seperti beras hingga lauk mentah, menjadi persiapan mereka dikala menginap dirumah warga. Pasalnya, selama tiga hari melaksanakan ujian, mereka tetap harus bertahan di rumah warga meski terasa asing.
“Mau tidak mau ya harus menginap, agar kita tidak ketinggalan ujian. Nah, untuk mempersiapkan itu, orang tua kita membekali kita dengan makanan mentah untuk dimasak di penginapan. Tak hanya itu, selama tiga hari kita dibekali uang Rp 50 ribu untuk kebutuhan selama menginap,” ujar Rizky Itasari salah satu siswa SDN Pojok Klitih 2.
Hal senada juga diungkapkan Wanasis, Kepala SDN Pojok Klitih 2. Menurutnya, memang untuk menghemat jarak tempuh, siswa harus menginap di dekat lokasi ujian. Sebab, di dua sekolah ini lokasinya cukup jauh dari lokasi ujian.
“Sehingga pada minggu malam lalu, siswa sudah berada di penginapan dengan membawa perlengkapan seragam, dan kebutuhan mereka. Ini dilakukan setiap tahun, bukan tahun ini saja,” pungkasnya.
Sementara itu, Trisno, salah satu pemilik rumah yang berada di Dusun/Desa Pule, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk, yang menampung tiga siswa SDN Pojok Klitih 3 mengaku, dirinya tak mengenakan tarif biaya penginapan kepada siswa-siswi tersebut. Pasalnya, dirinya mengaku tak tega jika harus membebani para murid dalam pelaksanaan ujian nasional
“Tidak ada biaya yang kita tarik dari mereka. Bahkan, kita dengan sukarela memberikan kebutuhan mereka selama menginap. Sebab, saya juga mengajar disana, sehingga mereka saya anggap sebagai anak sendiri. Bahkan, setiap kali mereka belajar selalu kita dampingi. Mereka memilih menginap disini karena jaraknya hanya satu kilometer dengan SDN Pojok Klitih 1 yang menjadi lokasi ujian,” pungkasnya. (aan/kj)