KABARJOMBANG.COM – Jahe dan mengkudu, biasanya digunakan minuman kesehatan bagi kabanyakan orang. Namun, ditangan Wulandari, salah satu guru IPA SMPN 1 Diwek, Kabupaten Jombang, jahe dan mengkudu ini diracik menjadi pestisida alami yang aman untuk tanaman dan kesehatan.
Menurutnya, penggunaan pestisida yang berlebihan ternyata memiliki dampak buruk untuk kesehatan. Dari situ, Wulandari Guru IPA SMPN 1 Diwek Jombang bersama-sama dengan siswa Kelas VIII SMPN 1 Diwek Jombang tergerak berinovasi dan mencari bahan alternatif pengganti pestisida alami.
Kepada siswanya, ia menugaskan untuk mencari literatur di internet dan perpustakaan untuk menemukan bahan alami apa saja yang bisa dipakai sebagai pengganti pestisida. “Setelah melakukan beragam percobaan akhirnya kami menemukan bahan jahe dan mengkudu adalah perpaduan yang pas sebagai pengganti pestisida,” ungkap Wulandari.
Wulandari mengaku, dirinya tergerak untuk selalu melaksanakan pembelajaran aktif berbasis saintifik setelah mengikuti pelatihan dari USAID Prioritas. Ia pun mendorong siswanya untuk terus berinovasi dan menghasilkan karya terbaik, salah satunya dengan membuat temuan pestisida alami.
Lantas mengapa jahe dan mengkudu yang dipilih? Villia Tarien Amalina, salah satu siswa yang melakukan penelitian mengatakan, jahe megandung rasa pedas dan anti jamur, sehingga bisa mematikan hama tanaman. Sedangkan mengkudu dapat menekan pertumbuhan bakteri dan sebagai anti bakteri untuk memproteksi tanaman. Selain jahe dan mengkudu, kata Villia, pestisida alami yang bisa ditambahkan adalah cabai, serai, dan daun jeruk.
Beberapa hama tanaman yang bisa dimusnahkan dengan menggunakan pestisida alami berbahan dasar jahe dan mengkudu diantaranya adalah ulat buah, kutu daun, belalang, trips, kutukebul, nematoda, dan antraknos.
Dirinya mengungkapkan cara pembuatan pestisida alami tersebut, yakni 10 buah mengkudu matang dihancurkan sampai halus. Kemudian 1/4 kg jahe diparut sampai halus. Kedua bahan dicampurkan dan ditambah dengan 750 ml air, lalu disaring. Air saringan tersebut dimasukkan ke dalam botol semprotan dan siap digunakan. “Cukup mudah kok,” katanya.
Meski begitu, pestisida alami ini tidak langsung mematikan hama seperti pestisida berbahan kimia. Hal ini diketahui, saat mereka melakukan penelitian pada tanaman buah di sekitar halaman sekolah yang terkena hama. Setelah dilakukan penyemprotan beberapa kali, ternyata hamanya semakin lama semakin berkurang dan mati. Tanaman pun tumbuh dengan lebih sehat dan aman dikonsumsi.
“Memang tidak seperti pestisida berbahan kimia yang langsung mematikan hama saat itu juga, pestisida alami memerlukan waktu beberapa kali penyemprotan. Namun, hasilnya untuk jangka panjang lebih aman dan sehat,” papar Wulandari.
Wulandari mengaku belum berniat untuk mematenkan pestisida alami temuannya tersebut. “Kami masih akan melakukan penelitian ulang lagi agar hasilnya lebih sempurna,” urainya. (rief/aan)