KABARJOMBANG.COM – Derita generasi bangsa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Desa Randuwatang Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang, tampaknya semakin terpuruk setelah atap sekolahnya ambruk. Kini, mereka harus terpaksa belajar di Musholla sekolah, Selasa (17/1/2017).
Seperti yang diungkapkan Bejo, Kepala SDN Randuwatang. Menurutnya gedung Kelas 1, 2 dan 3 ambruk secara bergantian. “Pada 5 Januari plafon gedung jatuh lebih dulu. Dan pada 7 Januari malam, kayu yang berfungsi sebagai penyangga kembali roboh,” ujarnya, Senin (16/1/2017).
Akibatnya gedungnya roboh, para siswa kini harus menempati Musholla, sebagai pengganti proses belajar mengajar. “Untuk kelas 1 menempati musholla sekolah. Dan siswa kelas 2 dan 3 terpaksa harus menumpang ke ruangan kelas lainnya yang masih layak ditempati,” terangnya.
Bejo menuturkan, robohnya atap bangunan yang dibangun sekitar tahun 2009 itu, diduga akibat kondisi kayu bangunan yang sudah rapuh. Sehingga tidak bisa menyangga beban berat atap bangunan yang semakin menghitam akibat lumut.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang terkait ambruknya atap salah satu gedung di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Randuwatang Kecamatan Kudu, mengaku sudah berusaha mencarikan dana blockgrand ke pemerintah pusat, agar renovasi gedung tersebut bisa dipercepat.
“Kita sudah melihat ke lokasi, dan untuk perbaikan gedung kita masih melihat apakah anggaran 2017 bisa untuk digunakan dalam perbaikan,” katanya.
Sebab, lanjut Budi Nugoroho, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tidak mengenal istilah dana taktis untuk mengantisipasi adanya kejadian sebagaimana gedung sekolah ambruk. Meski begitu, pihaknya mengaku akan melakukan perbaikan melalui perubahan anggaran (PAK) pada tahun 2017.
“Selain itu, kita juga berusaha untuk mencarikan dana blockgrand untuk sekolah ke (pemerintah) pusat, supaya lebih cepat tertangani,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga meyakini meski beberapa gedung sekolah mengalami kerusakan. Namun pihaknya memastikan bahwa proses belajar mengajar di sekolah tersebut masih bisa dilanjutkan.
“Belajar mengajar masih bisa dilakuakan. Itu bisa disiasati dengan menggunakan gedung lain yang masih berfungsi untuk kegiatan belajar,” pungkasnya. (aan)