DPRD Jombang Desak Pemkab Tetapkan Jalur Darurat Permanen di Area CFD, Usai Insiden Ambulan Terhambat

Foto : Muhammad Isomuddin Haidar, Anggota DPRD Jombang Komisi B dari fraksi PPP. (Istimewa)
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Insiden terhambatnya ambulan saat melintas di kawasan Car Free Day (CFD) sekitar RSUD Jombang, yang berujung pada meninggalnya seorang pasien dalam kondisi kritis, terus menuai perhatian publik. Tak hanya dari masyarakat, suara kritis juga datang dari legislatif.

Anggota DPRD Jombang dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Isomuddin Haidar, turut menyampaikan keprihatinannya atas kejadian yang terjadi pada Minggu (30/6/2025) pagi tersebut. Menurutnya, insiden ini harus dijadikan pelajaran penting bagi semua pihak, tanpa terkecuali.

Baca Juga

“Pertama tentu kita semua menyayangkan insiden tersebut, ya. Semoga tidak terulang kembali. Kita semua tahu bahwa ambulans adalah kendaraan prioritas yang wajib didahulukan dalam situasi darurat apapun,” ujar Gus Haidar sapaan akrabnya tersebut saat dikonfirmasi pada Kamis (3/7/2025).

Gus Haidar, sapaannya menegaskan bahwa kegiatan publik yang bertujuan baik, seperti CFD, tetap harus memperhatikan aspek keselamatan, khususnya terkait akses kendaraan darurat. Ia meminta Pemkab Jombang untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh dan mengambil langkah konkret agar insiden serupa tak lagi terjadi.

“Ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua, bahwa kegiatan publik yang positif sekalipun harus tetap memastikan akses darurat tidak terganggu,” kata pria pecinta vespa tersebut.

Sebagai bagian dari Komisi B DPRD Jombang yang membidangi infrastruktur dan layanan publik, Haidar mendorong pemerintah daerah untuk menetapkan jalur darurat permanen di area CFD, terutama di sekitar RSUD Jombang yang menjadi titik vital layanan kesehatan di Kabupaten Jombang.

“Tetapkan emergency lane (jalur darurat) permanen di area Car Free Day, yang selalu steril dari aktivitas warga dan pedagang, sehingga ambulans atau kendaraan prioritas bisa melintas kapan saja,” tegas fans Chelsea tersebut.

Pengasuh Pondok Pesantren Baitussaam, Mojoduwur, Mojowarno, Jombang tersebut juga menyarankan agar Pemkab Jombang dapat mencontoh tata kelola CFD di kota-kota lain yang dinilai lebih terorganisir dan memiliki sistem jalur darurat yang jelas. Menurutnya, inovasi dan adaptasi dari praktik baik di daerah lain sangat mungkin diterapkan di Jombang.

“Kalau kita lihat kegiatan CFD di beberapa kota besar, mereka punya emergency lane. Nah, mungkin kita harus belajar dari sana agar bisa menghadirkan CFD yang tetap aman dan humanis,” tambah mantan Ketua Pimpinan Cabang IPNU Jombang tersebut.

Haidar berharap, selain penataan teknis CFD, insiden ini juga menjadi momen refleksi untuk reformulasi kebijakan publik yang lebih pro-rakyat dan mengedepankan keselamatan. Ia menegaskan bahwa DPRD akan terus mengawal proses evaluasi yang tengah dilakukan oleh pemerintah daerah.

Sebelumnya, Pemkab Jombang telah menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh bersama lintas OPD, termasuk Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan Kepolisian, terkait pelaksanaan CFD di sekitar RSUD. Evaluasi ini menyusul keluhan seorang warga Sumobito yang kehilangan suaminya akibat keterlambatan akses ambulans menuju rumah sakit.

Berita Terkait