MEGALUH, KabarJombang.com – Meningkatnya keluhan dari para petani jagung di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, terkait serangan hama tikus, mendapat tanggapan langsung dari pihak perusahaan PT Pokphand yang berlokasi tak jauh dari lahan pertanian warga.
Keluhan memuncak pada Senin (2/6/2025) ketika puluhan petani mendatangi Balai Desa Balongsari untuk menyampaikan keresahan mereka terhadap serangan tikus yang dianggap telah berlangsung selama bertahun-tahun, dan belakangan ini semakin parah.
Para petani menduga bahwa serbuan hama tersebut berkaitan dengan aktivitas di dalam area pabrik PT Pokphand, terutama saat proses afkir atau pembongkaran ayam dilakukan. Salah satu petani, Suwoto (54), menyebut bahwa kemunculan tikus kerap bertepatan dengan aktivitas tersebut.
“Setiap kali ayam dibongkar, tikus keluar dalam jumlah banyak. Padahal dulu tidak pernah separah ini,” ungkap Suwoto.
Menanggapi keluhan tersebut, PJA Area PT Pokphand Jombang, Wibowo Eko, menyampaikan bahwa pihaknya tidak tinggal diam. Ia menyatakan bahwa upaya pencegahan dan pembasmian hama telah dilakukan semaksimal mungkin.
“Kami tidak bisa memastikan dari mana asal tikus tersebut, apakah benar-benar dari dalam area pabrik atau dari lingkungan sekitar. Tapi dari sisi perusahaan, kami sudah melakukan penanganan,” ujar Wibowo kepada awak media usai pertemuan dengan petani dan pemerintah desa.
Dalam forum dialog bersama petani, PT Pokphand menyatakan siap memenuhi tuntutan yang diajukan warga. Di antaranya adalah perbaikan pagar pembatas pabrik yang dinilai tidak layak, penanganan intensif terhadap hama selama enam bulan ke depan, serta kemungkinan pemberian kompensasi kepada petani terdampak.
“Untuk pagar yang miring, kami targetkan selesai bulan ini. Penanganan tikus akan kami lakukan lebih awal, enam bulan sebelum musim tanam. Soal kompensasi, kami akan mendata terlebih dahulu lahan-lahan yang terdampak bersama pihak desa dan petani,” jelasnya.
Serangan tikus yang terjadi secara masif ini telah menyebabkan kerusakan signifikan. Dalam beberapa kasus, lahan seluas 1.500 meter persegi dapat ludes hanya dalam semalam. Meski sudah berupaya memasang perangkap tikus dengan listrik, petani mengaku kewalahan karena jumlah hama sangat tidak sebanding dengan upaya yang dilakukan.
Upaya mediasi yang digelar pada Senin (2/6/2025) tersebut diharapkan menjadi awal solusi atas masalah yang telah berlangsung selama kurang lebih enam tahun tersebut. Hingga kini, proses pendataan luas lahan yang rusak masih dilakukan secara bersama antara petani, pemerintah desa, dan pihak perusahaan.