PERAK, KabarJombang.com – Warga Desa Kalangsemanding, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, mengeluhkan serbuan lalat yang semakin mengganggu aktivitas sehari-hari mereka. Serangan lalat tersebut diduga berasal dari kandang ayam yang berlokasi tidak jauh dari pemukiman warga, yang konon kabarnya milik oknum anggota polisi.
Warga setempat menyebutkan bahwa masalah tersebut sudah berlangsung beberapa pekan terakhir, namun meskipun sudah dilaporkan ke pemerintah desa, hingga kini wabah lalat masih terus menyerang pemukiman.
Banyak yang berpendapat bahwa pemilik kandang ayam itu adalah kerabat kepala desa, yang membuat proses penyelesaian keluhan warga berjalan lambat.
Pantauan di lapangan, kandang ayam tersebut terletak di area persawahan Desa Kalangsemanding, kurang dari 300 meter dari pemukiman warga. Masalah ini dirasakan paling berat oleh pemilik warung dan penjual makanan, yang harus menghadapi serbuan lalat setiap kali musim panen tiba. Salah satunya adalah Sunoto (67), pemilik warung kopi yang mengeluhkan betapa sulitnya menjalankan usaha di tengah wabah lalat ini.
“Sangat mengganggu. Warung kami yang kecil ini hampir setiap hari diserbu lalat. Saat musim panen tiba, kami hanya bisa pasrah,” ujar Sunoto, yang bersama istrinya menjalankan usaha warkop yang jaraknya kurang dari 500 meter dari kandang ayam tersebut.
Sunoto menilai penyebab utama meningkatnya jumlah lalat adalah tidak adanya penyemprotan disinfektan setelah panen di kandang ayam. Hal ini membuat populasi lalat meningkat pesat, menyebar ke sekitar pemukiman, dan merugikan warga, khususnya pelaku usaha makanan.
“Warga di sini merasa sangat terganggu dan dirugikan. Kami berharap pemilik kandang ayam bisa lebih memperhatikan masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan, dengan melakukan penyemprotan secara rutin usai panen,” tambahnya.
Warga lainnya, Anik (46), juga mengungkapkan hal serupa. Ia mengaku tidak pernah mendapatkan kompensasi atau bantuan apapun dari pemilik usaha ayam tersebut meskipun rumahnya berada sekitar satu kilometer dari lokasi kandang.
“Setiap hari saya harus menghadapi lalat yang mengganggu. Tidak ada kompensasi atau perhatian dari pengusaha ayam. Kami hanya ingin hidup sehat tanpa diganggu oleh lalat yang bisa membawa penyakit,” kata Anik.
Meski warga sudah menyampaikan keluhan ke pemerintah desa, mereka masih menantikan solusi nyata. Harapan mereka bukan soal kompensasi atau bantuan, melainkan agar wabah lalat segera teratasi dan mereka bisa kembali hidup nyaman di lingkungan yang sehat.
Saat dikonfirmasi, pemilik kandang ayam, Imron, yang diduga memiliki usaha tersebut, tidak berada di lokasi. Namun, melalui sambungan telepon, Imron berjanji untuk segera mencari solusi terkait masalah ini.
“Saya akan segera menindaklanjuti keluhan warga. Kami akan upayakan penyelesaian secepatnya. Proses sedang berjalan, dan kami juga telah menerima protes dari beberapa warga ke balai desa,” tutup Imron.