JOMBANG, KabarJombang.com – Calon Bupati Jombang nomor urut 2, H Waraubi ditemani sang Istri, Yuliati Nugrahani mengunjungi Pasar Ploso pada hari Jumat (22/11/2024). Ketika sampai, ia langsung disambut para pedagang pasar. Mereka langsung berkeluh kesah tentang rencana Pemkab Jombang yang akan merevitalisasi bangunan Pasar Ploso.
Trauma dengan revitalisasi pasar yang sudah terjadi di Perak dan Tembelang yang dianggap gagal total, membuat harapan mereka pada Warsubi kian tinggi.
“Kami sudah lama melakukan protes bersama ratusan pedagang pasar lain soal proyek revitalisasi pasar ini Abah. Tapi tidak dihiraukan,” ujar Marianto, sekretaris HIPAS kepada Warsubi.
Pedagang Pasar Ploso Jombang, kata Marianto, ingin Pemkab Jombang cukup melakukan perbaikan renovasi bangunan, bukan membongkar atau membangun ulang bangunan pasar.
“Para pedagang di Pasar Ploso ini juga takut nasib pasar akan sama dengan sejumlah pasar daerah seperti Pasar Perak dan Tembelang yang justru kacau setelah direhab,” jelas Marianto.
Marianto menegaskan, yang dibutuhkan pedagang adalah renovasi pasar dimana lapak-lapak banyak yang bocor, jalan bergelombang dan saluran air atau gorong-gorong sudah mampet. Hal itu, kata dia, yang menjadi prioritas. Bukan pembangunan ulang.
Aris pedagang sepatu, Perwakilan Pedagang pasar ploso yang juga merupakan anggota HIPAS membenarkan.
Menurut dia, bangunan pasar di area pedagang kering atau pakaian yang rencana akan direvitalisasi itu selama ini tidak mengalami masalah apapun. Anehnya, justru kios yang rusak, mulai dari atap bocor hingga saluran air mampet tidak masuk dalam rencana pemkab merevitalisasi pasar.
Penolakan-penolakan ini juga termasuk pada rencana pembangunan kiosnya yang terlalu sempit. Dari rencana pembangunan Pemkab Jombang, kiosnya nanti akan dibangun seluas 2×3 meter. Padahal ukuran kios pasar saat ini adalah sebesar 4×4 meter.
“Kalau mau revitalisasi atau pembangunan ulang ya harusnya kios yang jumlahnya 94, setelah revitalisasi harus tetap 94. Bukan malah jadi 170, ini artinya kan kiosnya jadi makin sempit,” tambah Aris.
Menanggapi hal tersebut Warsubi mengatakan bahwa harusnya jika mau melakukan revitalisasi pasar harus melibatkan berbagai pihak termasuk melibatkan komisi C dan D DPRD Kabupaten Jombang.
“Jika melibatkan semua pihak, rencana pembangunan pasar akan lebih terarah sesuai dengan yang dimaksudkan dalam Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. Tujuan revitalisasi pasar itu agar perekonomian daerah bisa bergerak aktif,” jelas Warsubi
Selain itu, lanjutnya, revitalisasi pasar harus memberikan impact pada peningkatan pendapatan pedagang, pasar jadi nyaman digunakan berbelanja serta harus bisa mewujudkan pasar tradisional yang bersih, sehat dan aman bagi konsumen.
“Jika revitalisasi pasar justru membuat kemunduran ya sama saja menyalahi UU. Habis direvitalisasi, yang jualan tidak bisa berjualan dengan nyaman. Konsumen juga jadi malas berbelanja itu namanya kemunduran. Itu tidak boleh terjadi,” tegas Warsubi.
Jika terpilih menjadi Bupati, Warsubi meyakinkan para pedagang bahwa revitalisasi atau perencanaan pembangunan pasar pasti akan melibatkan seluruh pihak agar bisa maksimal dalam pengerjaan.
“Kita bisa bangun pasar tradisional seperti pasar Turi, Surabaya. Kios bisa berukuran 5×4. Jadi bisa lebih nyaman berjualan. Pasar juga harus dibangun dengan tempat parkir yang luas, jadi jalanan tidak semrawut karena parkir sembarangan,” ujarnya disambut seruan setuju dari para pedagang.
“Semoga Abah sehat dan sukses selalu ya Bah. Pokoknya Abah dan Gus Salman harus menang. Pasar Ploso 90 persen suaranya untuk WarSa,” tegas Aris disambut dengan pedagang pasar yang lain.