JOMBANG, KabarJombang.com – Lagu Syubbanul Wathon atau Yalal Wathon waton berkumandang di Eropa dalam pementasan Wayang Potehi, Gudo di Italia dan Perancis.
Berkumandangnya lagu ciptaan KH Abdul Wahab Chasbullah ini dibawakan saat pementasan tour eropa Wayang Potehi Gudo di kota Naples, Italia dan Paris, Perancis.
Untuk diketahui, lawatan budaya Wayang Potehi, Gudo, Jombang ini tiga kali menampilkan cerita wayang yang bermarkas di Gudo, Jombang ini.
Dua penampilan di Universitas Napoli Italia dan satu di UNESCO di Paris, Perancis. Tampilnya Wayang Potehi ini juga semakin mengukuhkan sebagai salah satu warisan budaya di Indonesia.
Toni Harsono selaku pengurus klenteng Hong San Kiong, mengatakan ia bangga menampilkan seni Wayang Potehi ke pentas dunia. Sekaligus mengenalkan bahwa Wayang Potehi punya magnet yang kuat di Kabupaten Jombang.
Meskipun tidak mendapatkan uang dari pentas wayang potehi di Eropa, ia mengaku senang bisa mementaskan Wayang Potehi karena sudah mencintai seni tersebut.
“Kamu mentas di Eropa itu tanggal 31 sampai 6 Juni 2024. Namun sebelum hari pementasan jauh-jauh hari tim memang sudah berangkat, jadi total kami 13 hari berada di Eropa,” ucapnya Kepala awak media di Warung Potehi, Gudo pada Selasa (9/7/2024).
Toni melanjutkan, semua peralatan untuk pementasan wayang dibawa ke eropa. Logistik yang dibawa pun tak sedikit, dengan bantuan dari beberapa pengusaha, ia dan timnya bisa mementaskan seni tradisional yang berasal dari Tiongkok itu ke Eropa.
“Jadi memang pertama kami mengumpulkan logistik dari beberapa pengusaha, kami dibantu dari sisi akomodasi,” katanya.
Ia menceritakan pengalamannya ketika berada di Eropa. Dengan logistik seadanya, ia dan timnya dipaksa harus berhemat. Hal itu dikarenakan semua bahan baku di Eropa terbilang sangat mahal.
“Jadi kami harus berhemat disana, tidurnya di hotel, masak sendiri juga, masaknya di hotel. Karena semua bahan baku disana mahal sekali,” ujarnya.
Tiga kali mentas, dua kali di Naples, Italia dan satu kali di Paris, Perancis. Ia bersama timnya lebih dulu tampil di Italia kemudian baru memulai perjalanan menuju Paris menggunakan bus.
Namun lat-alat yang kami bawa diangkut menggunakan pesawat. Karena tidak boleh dibawa menggunakan bus jadi semua peralatan dikirim menggunakan pesawat ke Perancis.
Satu hal yang menarik, dalam konferensi pers usai kembali ke Jombang, Toni juga menampilkan sebuah video yang menunjukkan pementasan Wayang Potehi dengan lagi Syubbanul Wathon atau Yalal Wathon.
Lagu yang identik dengan Nahdlatul Ulama (NU) itu menjadi salah satu lagu yang ia pentaskan di UNESCO. Toni menjelaskan, alasannya membawakan lagu tersebut, karena liriknya yang penuh semangat.
“Yalal Wathon sering kami bawakan juga sebenarnya. Namun kemarin di UNESCO memang sengaja kami bawakan karena itu ciri khas NU dan identik dengan Jombang. Liriknya bagus dan penuh semangat,” ungkapnya.
Dalam konferensi pers tersebut, juga dihadiri oleh Mantan Bupati Jombang periode 2018-2023 Mundjidah Wahab. Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan, wayang potehi ini menunjukkan bahwa banyak tradisi dan seni yang harus diperkenalkan salah satunya Wayang Potehi Gudo.
“Saya mendapatkan satu apresiasi, ada perwakilan Jombang yang mengharumkan nama Jombang di pentas dunia lewat wayang potehi. Beragam budaya ini semoga bisa membuat Jombang bisa guyub, rukun dan semakin berkembang,” ujarnya.
Mundjidah juga mengaku bangga, bahwa ada pementasan wayang khas Tiongkok yang dalam penampilannya tak sungkan membawakan lagu Yalal Wathon ciptaan mendiang ayahnya KH Wahab Chasbullah.
“Ia mengatakan, ini merupakan bentuk toleransi tinggi di Kabupaten Jombang yang sudah tidak perlu diragukan lagi. Dimana semua umat bersatu padu untuk satu tujuan yakni membangun dan membawa Jombang ke panggung dunia,” pungkas Mundjidah.