JOMBANG, KabarJombang.com – Di tengah gemuruhnya acara peluncuran maskot, jingle, dan tahapan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Jombang tahun 2024 dengan berbagai macam hiburannya pada Selasa (11/6/2024). Suara protes tajam terdengar dari para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di sekitar Alun-alun Jombang.
Menurut keterangan dari salah seorang PKL yang akrab disapa Cak Man, para PKL tersebut melakukan aksi demo dengan mengecam tindakan yang dilakukan oleh para petugas pengamanan. Yang berasal dari Dinas Perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan unsur keamanan lainnya yang dianggap merugikan para PKL.
Pasalnya para PKL tidak boleh berjualan di dalam area yang sedang berlangsung acara.
Para PKL hanya bisa berjualan di luar area event atau hanya sampai perempatan SMPN 2 Jombang. Sedangkan parkir motor berada di depan Alun-alun dan SMPN 2 Jombang, sehingga jualannya tidak laku karena tidak dilewati oleh penonton.
Lebih lanjut ia menjelaskan, di event-event sebelumnya yang berlangsung di Alun-alun seperti pemberangkatan haji dan lainya, para PKL bisa masuk sampai ke area Alun-alun. “Sedangkan kenapa di event kali ini kok tidak boleh bahkan dijaga sangat ketat dan PKL dilarang masuk,” ungkapnya.
“Kami hanya ingin berjualan mencari rezeki yang halal, kok malah dihalang-halangi. Kalau kami tidak masuk di dalam area, sedangkan parkirnya berada di dalam area, lha terus yang mau beli siapa,” ujar Cak Man dengan kekesalanya.
Aksi tersebut sempat diwarnai adu argumen dari beberapa pendemo dengan pihak keamanan terkait. Para PKL yang kecewa saling berteriak, “wes gak usah nyoblos”, atau kalau dalam bahasa Indonesiaya “sudah tidak usah ikut nyoblos.”
Sementara itu, acara yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jombang tersebut berlangsung dari sore pukul 15.00 WIB hingga Malam hari, dengan berbagai hiburan mulai dari dangdut hingga sholawat.
