PETERONGAN, KabarJombamg.com – Ada potret unik yang terpantau dari bergulirnya
Konferensi Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (Ulama) Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang.
Konferensi yang digelar pada Minggu (8/10/2023) bertempat di Kantor Pusat Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang lantai 2 itu menunjukkan semangat berbeda.
Jika dalam sebuah organisasi didominasi anak muda, namun, potret sebaliknya menggambarkan hal berbeda. Dimana, para peserta konferensi yang tidak lagi muda, namun tetap membara.
Konferensi yang digelar dari siang hari pukul 13.00 WIB sampai selesai malam hari sekitar pukul 20.40 WIB itu tidak mengendorkan semangat dari para peserta yang usianya kisaran 40 tahun ke atas.
Konferensi yang diikuti dengan hikmat ini menghadirkan 14 ranting NU se Kecamatan Peterongan. Sebanyak 40 peserta turut hadir untuk memilih nahkoda baru yang akan membawa kapal MWC NU Peterongan ini ke semangat baru yang lebih membara.
Para peserta berjejer rapi sebelum dan setelah kegiatan. Dengan menggunakan setelah pakaian putih, kopiah hitam dan sarung beragam warna, semangat para orang tua ini tidak bisa disepelekan.
Menurut penuturan Ketua Pelaksana kegiatan, Agus Hariadi, kegiatan berjalan lancar dari awal hingga akhir.
“Agenda sendiri dimulai sejak pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 20.40 WIB berjalan lancar dan hangat. Sebelum kegiatan dimulai, panitia sudah berada di lokasi beberapa jam sebelum acara dimulai,” ucapnya.
Dari pantauan, puluhan anggota Banser berjaga di bawah untuk mengamankan arena konferensi. Di lantai dua, peserta di arahkan untuk menaiki tangga menuju lantai dua. Sebelum masuk ke ruangan konferensi, para tamu undangan dan peserta sudah disambut oleh bagian resepsionis dari PAC Fatayat Peterongan.
Peserta diharuskan untuk mengisi form tanda hadir sebelum masuk ke ruangan konferensi. Setelah peserta konferensi dan tamu undangan sudah di lokasi, barulah pembawa acara membuka kegiatan.
Agenda yang berlangsung satu hari ini juga menumbuhkan kesan positif dari berbagai kalangan, seperti pernyataan dari KH. Ainur Rifqi, selaku Ketua MWC NU demisioner.
Ia mengatakan, dalam konferensi ini menghasilkan beberapa point penting yang nantinya akan membawa kapal besar MWC NU Peterongan bergerak untuk umat.
“Untuk Konferensi MWC NU Kecamatan Peterongan ini menghasilkan beberapa point penting, pertama yakni revitalisasi kelembagaan di MWC NU Peterongan, terutama bagi lembaga yang berada di bawah naungan MWC seperti LP Ma’arif, LBM dan lembaga-lembaga lainnya yang belum tersentuh untuk diberikan kesempatan berkembang,” ucapnya di lokasi konferensi.
“Kedua, yang paling penting bahwa konferensi ini menghasilkan kepemimpinan baru dan semoga kedepannya, MWC NU Peterongan ini bisa lebih berkembang dan terus maju untuk umat,” katanya lebih lanjut.
Dirinya pun sedikit menceritakan kesan dan pesannya selama menjadi Ketua MWC NU Peterongan.
“Banyak kesan dan pesan yang saya alami selama menjadi ketua pengganti, dimana banyak warna di NU yang di dalamnya kita bisa belajar bersama, belajar memahami, dan urun rembuk bersama untuk mencapai satu tujuan mulia yang baik,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut KH. Abd. Hamid Hamdah, selaku Sekretaris PCNU Kabupaten Jombang yang juga hadir di arena konferensi, ia menyebut dinamika konferensi berjalan lancar.
“Kalau memang kita perhatikan bersama dari awal sampai akhir, memang pemilihan ketua ini sudah sesuai dengan aturan yang ada. Hanya saja, di akhir tadi ada semacam depatable, karena musyawirin atau peserta konferensi tadi di bakal calon ada dua,” jelasnya.
“Karena memang di dalam aturan, untuk menjadi ketua harus mendapatkan 4 suara. Untuk perolehan suara, H. Musyafa’ Efendi mendapatkan 5 suara dan Gus Rifky itu 9 suara. Itu untuk taha pencalonan.
Karena masih dalam pencalonan, kedua kandidat ketua tersebut berhak untuk melaju ke babak selanjutnya, yakni pemilihan.
“Jadi dua kandidat ketua ini berhak untuk maju ke tahap pemilihan. Seiring berjalannya waktu, salah satu calon yakni Gus Rifky memilih untuk mengundurkan diri. Alasan beliau mundur, yang pertama karena belum melakukan proses kaderisasi,” imbuhnya.
“Kedua, beliau juga aktif di kepengurusan PCNU Jombang. Karena beliau memilih untuk mengundurkan diri, maka calon hanya tinggal satu yakni H. Musyafa’ Efendi. Seusai tata tertib (tatib) yang ada, maka satu calon ini secara aklamasi menjadi ketua terpilih MWC NU Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang,” ujarnya menambahkan.
Setelah proses panjang dan melelahkan dilewati, nahkoda baru MWC NU Peterongan pun terpilih. Tak lupa, ia juga memberikan harapan kedepannya kepada kepengurusan baru.
“Mewakili dari PCNU Jombang, untuk harapan kedepannya, MWC dapat menjalankan program-program kerja breakdown dari PB, karena PB punya program kerja yang breakdown nya turun ke PW, kemudian ke PCNU,” tuturnya.
“Sehingga MWC juga harus minimal yang sama, garis-garis ke atas itu harus ada acuannya. Dan nanti, jika ada program kerja yang sifatnya lokal itu inisiatif dari MWC, di pilih apa program kerja yang paling cocok dan paling pas untuk kedepannya,” pungkasnya.