JOMBANG, KabarJombang.com – Suasana langit terlihat mendung, terdengar bising suara kendaraan di persimpangan jalan Pattimura kota Jombang. Angin sepoy di atas becak mengantarkan Pipit Fitri Ramadhani (9) anak jasa tambal ban membuka lembaran buku pelajaran meski arah jarum jam menunjukkan waktu istirahat pulang sekolah.
Siapa sangka, meski Pipit masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Pulo Lor, ia tak pelit untuk mengajari huruf abjad kepada Riyan sang adik yang masih TK. Kemesraan belajar kakak beradik terasa sempurna meski tengah menemani orang tua yang sedang menambal ban kendaraan.
Keseharian Pipit bersama keluarga terus bergulir seperti biasa, namun mereka merundung nasib dalam segi perekonomian yang nampak kurang beruntung, sehingga dalam proses pendidikan Pipit kurang mendukung.
“Setiap pulang sekolah Pipit belajar di tempat saya bekerja, setelah itu pulang membantu Ibu yang merupakan seorang pembantu rumah tangga,” ujar Cahyo Suryanto (54) ayah Pipit.
Oleh karena itu, orang tua Pipit sangat mengharapkan sebuah perhatian dari pihak pemerintah untuk mendukung proses belajar Pipit yang bercita-cita ingin menjadi seorang guru.
“Sudah mengajukan, tapi belum mendapatkan KIP, menurut saya dengan itu saja sudah membantu,” bebernya.
Dari pengakuan Cahyo, Pipit sama sekali belum pernah menerima bantuan yang mendukung untuk pendidikan, mulai dari awal masuk sekolah hingga saat ini sudah duduk di bangku kelas 3 SDN Pulo Lor 02.
Diberitakan sebelumnya, Pipit merupakan anak yang bermimpi untuk sekolah tinggi dan bermimpi menjadi seorang guru hingga selalu berusaha menyempatkan waktunya, meski di sela-sela menemani orang tua saat bekerja menjadi jasa tambal ban di persimpangan jalan Pattimura kota Jombang.