MOJOWARNO, KabarJombang.com – Struktur pada Situs Candi Pandegong yang berada di Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, kini telah tampak seutuhnya setelah dilakukan ekskavasi dua kali.
Ekskavasi oleh Pemkab Jombang dengan tenaga ahli dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim, tahap pertama dilakukan pada November 2021 dengan anggaran Rp 62 juta, dan tahap kedua pada Maret 2022 dengan anggaran Rp 53 juta.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Senen mengatakan, bahwa kegiatan hari ini dimulainya ekskavasi Situs Candi Pandegong tahap yang ketiga. Alokasi dana yang dianggarkan sekitar Rp 53 juta.
“Pada prinsipnya, ini mempunyai nilai prasasti, nilai sejarah yang mungkin lebih tua dibanding dengan penemuan-penemuan yang ada di Jombang. Kami mendukung, tentunya bertahap, karena anggaran juga terbatas. Kita berupaya menggali sampai data yang diinginkan,” katanya, saat ditemui di lokasi, Rabu (13/4/2022).
Menurut Senen, sekiranya nanti memang betul-betul data yang diperlukan sudah diperoleh, ekskavasi akan dihentikan.
“Insyaallah nanti akan diajukan ke pemda, terutama dari sisi anggaran yang dialokasikan untuk kelanjutan pelaksanaan ekskavasi ini,” ujarnya.
Sementara itu, Pamong Budaya Ahli Pertama BPCB Jatim, Albertus Agung Vidi Susanto menerangkan, bahwa pada Situs Candi Pandegong ini selain candi utama, dengan penampil-penampil di setiap sisinya dengan arah menghadap ke barat, ternyata di sebelah barat ada indikasi struktur lain.
“Kalau dugaan kita dari pola denah semacam ini, mengindikasikan di beberapa analogi dengan candi-candi yang lain, setiap candi memiliki tiga perwara atau tiga candi wahana. Candi wahana ini berkaitan dengan wahana dewa-dewa,” terangnya.
Jadi, papar Vidi, ada Dewa Shiwa wahana lembu, Dewa Brahma wahana angsa, Dewa Wisnu punya wahana garuda. “Itu tiga struktur yang ditempatkan didepan candi yang berfungsi untuk menempatkan wahana atau tempat tunggangan dewa-dewa,” paparnya.
“Karena tahun 2017 pernah digali oleh masyarakat. Jadi istilahnya ketika kita gali di tahap kedua, itu bagian dari menyelamatkan. Kedua, itu tambahan data buat kita bahwa candi ini memiliki denah yang sebenarnya punya penampil yang kemudian rusak. Ada pengerusakan itu terjawab di tahap kedua,” ungkapnya.
Sementara untuk tahap tiga, tandas Vidi, pihaknya akan melihat potensi-potensi lain. Selain denah, kemudian potensi tiga perwara atau struktur yang ada di depan ini. “Sambil kita melihat sekeliling ini, terkait dengan adanya potensi lain yang mungkin saja masih terpendam didalam,” tandasnya.
Menurut Vidi, kemungkinan itu berupa arca. Karena kalau melihat arca-arca candi dengan denah seperti ini, ada dua arca yang pernah ditemukan. Kemungkinan beberapa arca lain masih.
“Kalau menurut formal arca dalam konsep candinya, kita akan tetap melakukan pendalaman di sumuran itu. Sedangkan untuk sebelah kanan kiri, kita akan melihat berdasarkan penggalian perluasan,” pungkasnya.