DIWEK, KabarJombang.com – Hari Santri Nasional (HSN), bukan hanya sebatas eforia, melainkan bagaimana meneladani sikap-sikap para kiai dalam resolusi jihad. Hal itu disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Putri KH Fahmi Amrullah Hadziq.
“Karena sebenarnya lahirnya hari santri itu diawali dari resolusi jihad. Maka dari itu dalam memperingati hari santri ini seharusnya tidak lepas dari resolusi jihad,” ujarnya kepada KabarJombang.com, Jum’at (22/10/2021).
Kiai yang kerap disapa Gus Fahmi itu menyebutan, jika peringatan resolusi jihad seringkali tertutup pada peringatan HSN di tahun-tahun sebelumnya. Sebab peringatan HSN selama ini lebih diisi dengan kegiatan-kegiatan seremonial.
“Sering tertutup oleh banyaknya agenda jelang peringatan hari santri ini, seperti lomba-lomba dan lain sebagainya. Maka itu kami di Pondok Pesantren Tebuireng ini mengusung tema 76 tahun resolusi jihad dari Hadratussekh Hasyim Asy’ari untuk Indonesia,” terangnya saat ditemui di kediamannya.
Sementara itu pihaknya meminta jika resolusi jihad yang dimaksud harus digelorakan kembali oleh beberapa kalangan atau masyarakat bersama santri. Bagi santri merupakan tanggungjawab pendidik untuk mempersiapkan para santri siap menjadi pemimpin yang baik dan benar di masa yang akan datang.
“Jadi jangan jadikan momen HSN ini dengan eforia dan segala macam, akan tetapi jadikan revolusi dan menjadi santri yang siap akan menjadi pemimpin di masa depan,” paparnya.
Perlu Adanya Resolusi Jihad Jilid 2
Setelah mengetahui resolusi jihad pertama yang melawan para penjajah di Indonesia, Gus Fahmi membeberkan jika perlu juga adanya resolusi jihad jilid 2. Namun menurutnya resolusi jihad jilid 2 yang dimaksud berbeda dengan sebelumnya.
“Kan kalau jilid satunya melawan penjajah, tapi kalau ada resolusi jihad yang ke 2 ini bagaimana siap melawan pandemi, jihad ekonomi, kesehatan dan lainnya. Karena pandemi ini kan sudah banyak penyebab terhadap masyarakat,” katanya.
Salah satu yang menjadi penyebab itu, dirinya mengartikan jika pandemi sudah membuat penduduk miskin bertambah. Namun menurutnya yang lebih penting dalam berjihad di masa pandemi, Gus Fahmi mengatakan melawan para pejabat yang masih tega melakukan korupsi.
“Musuh kita dalam berjihad ekonomi di masa pandemi ini yaitu jihad melawan korupsi. Karena di masa pandemi ini justru kok ada orang atau pejabat yang tega melakukan itu. Nah ini harus dijadikan bahan untuk resolusi jihad,” pungkasnya.
Sejarah Hari Santri Nasional (HSN) 22 Oktober ditelurkan oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari yang kala itu menjabat sebagai Rais Akbar PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama). Melalui Resolusi Jihad NU ini KH Hasyim Asyari meminta untuk seluruh pemuda yang sudah akil baligh berkediaman di sekitar Surabaya dalam radius jarak tempuh perjalanan satu hari (94 kilometer) untuk sampai mati mempertahankan kemerdekaan Indonesia.