KESAMBEN, KabarJombang.com – Dusun Gongseng, Desa Pojokrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, kini disebut sebagai kampung Inggris di Kota Santri. Disaat pandemi Covid-19 ini, para pemuda dan pemerintah desa setempat membuat inovasi dengan mendirikan tempat khusus bahasa Inggris.
Nursan Kepala Desa Pojokrejo mengatakan bahwa terwujudnya kampung Inggris di desanya itu berawal dari seringnya ia menerima keluh kesah warga. Anak-anak di desa setempat, merasa bosan dengan penerapan sekolah di masa pandemi. Sehingga dirinya berinsiatif untuk bersinergi dengan team kampung Inggris Pare.
“Nah baru sejak bulan Maret 2020 lalu kursus ini dimulai, awalnya ya bukan dinamakan kampung Inggris. Karenanya masih sedikit, ya dulu memang saya memang merasa kasihan bagi siswa-siswi di desa ini. Banyak yang mengeluh dan bosan, mungkin karena hanya daring terus,” ujarnya kepada KabarJombang.com.
Setelah mendapat kesan baik dan dorongan dari warga setempat untuk difasilitasi dengan baik dan lengkap, Nursan menyetujui sehingga mampu menyulap bangunan dan lahan lingkungan sekitarnya menjadi sekolah mini yang terkesan indah dengan hiasannya.
“Setelah disediakan beberapa tempat duduk dipinggir sungai itu, dan ada ruangan bermain, setelah itu dihias dengan kayu ukir dan beberapa kata-kata bahasa Inggris ini, banyak warga yang mengkursuskan putra putrinya di sini. Dan Alhamdulillah anak-anak juga bisa seneng,” jelasnya.
Sejak dibuka awal bulan di tahun 2021, dikatakan Nursan saat ini pesertanya mulai meningkat. Mulai dari awal yang hanya 5 hingga 10 orang, kala itu jadi 90-an peserta. Tingginya jumlah pesertanya didik di lokasi itu membuat Nursan dan warga setempat meresmikan desa itu sebagai kampung Inggris.
“Kampung yang pertamakali di Jombang dan pesertanya banyak, sampai saat itu sudah terisi sekitar 150 orang. Jadi Bulan Februari 2021 itu diresmikan bersama menjadi kampung Inggris atau Pojokrejo English Course,” katanya memungkasi.
Ditempat yang sama, Ari Hakim pembina program kampung Inggris Pojokrejo mengatakan bahwa penerapan pembelajarannya itu menyesuaikan dengan alam dan potensi di desa setempat. Mulai dari mengenal tumbuhan, hewan, dan berbagai potensi lainnya.
“Jadi kursus bahasa Inggris di sini itu biar tidak terlalu formal dan membosankan gitu, jadi dalam memulainya itu dilakukan dengan mengenal lingkungan sekitar di sini. Sambil bermain dan belajar gitu,” ungkapnya saat ditemui.
Sehari-hari para peserta juga diimbau untuk bercakap dengan menggunakan bahasa Inggri. Meski tidak seluruhnya. Sebab, menurut pria berusia 40 tahun, cara itu akan mempercepat pemahaman peserta dalam memahami bahasa Inggris.
“Jadi meskipun bahasa Indonesia yang diselingi dengan bahasa Inggris itu, kedepannya akan banyak vocab yang dihafalkan dan diterapkan dalam percakapan bahasa Inggris dengan jelas dan lancar. Namun disisi itu, peserta juga diberikan materi gramernya,” tuturnya.
Sementara untuk saat ini, sudah mulai banyak peserta yang sudah mampu menggunakan bahasa Inggris dengan perlahan. Selain itu, pihaknya berharap bahwa peserta kursus itu akan menjadi siswa/siswi yang berprestasi dan bisa melanjutkan pendidikannya hingga sukses.
“Pasti nanti kalau ada beasiswa di luar, akan diusahakan peserta di kampung Inggris ini bisa dapat. Kalau soal perkembangan, 50 persen sudah ada yang bisa dan lumayan lancar dalam berbahasa Inggris,” tuturnya.
“Saya harap kedepannya, karena bahasa Inggris ini menjadi bahasa yang selalu diperlukan bagi banyak kalangan, berupaya bisa sukses dari skill bahasa Inggris tersebut,” tandasnya.