JOMBANG, KabarJombang.com – Iin (28) warga Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang seorang penyintas Covid-19 yang berhasil sembuh dengan melakukan isolasi mandiri (isoman) di tempat yang berbeda. Ia rela berpisah dengan keluarga, demi mencegah penularan.
Langkah tersebut diambilnya untuk menjaga orang-orang terkasihnya agar tidak terjangkit virus Covid-19 seperti yang dialaminya sejak terkonfirmasi positif awal bulan Juli 2021 lalu. Ia memilih tinggal di sebuah rumah yang dapat dikontrak.
“Sejak dinyatakan positif Covid-19 dan ini sudah saya pikirkan jauh-jauh hari jika saya harus isolasi maka saya harus pergi dari rumah untuk mencegah penularan anggota keluarga saya dengan resiko tinggi disamping ada lansia yang rentan tertular juga ada kakak yang sedang hamil,” tuturnya pada KabarJombang.com Senin (2/8/2021).
Kesadaran untuk tidak menularkan virus tersebut juga dilakukan Iin dengan menjaga protokol kesehatan (prokes) secara ketat kepada siapapun yang berniat membantu segala keperluan isoman yang dijalaninya sekitar dua pekan dengan pengawasan tenaga kesehatan setempat.
“Dengan kondisi saya, intinya sebisa mungkin tidak menularkan virus ini kepada siapapun termasuk dengan orang-orang yang membantu saya saat isoman dengan prokes ketat itu hal yang penting karena saya patuh benar dengan aturan isoman dan hanya berdiam diri,” jelasnya.
Iin membagikan cerita awal mula dirinya terkonfirmasi positif Covid-19 yang dimulai dari keadaan badan yang terasa lemas hingga gejala anosmia (hilang indra penciuman).
“Saya termasuk dengan gejala yang ringan, hanya saja rasa lemas dan badan terasa capek terus saya rasakan dan anosmia yang saya alami padahal tidak merasakan flu atau pilek,” terangnya.
Dalam menjalani isoman, menurutnya dukungan dan semangat dari diri sendiri serta orang-orang yang berada dikelilingnya sangat penting untuk menjaga kondisinya guna membantu proses penyembuhan tentunya dengan asupan makanan serta obat/vitamin yang telah dianjurkan.
“Yang terpenting adalah dari dalam diri kita sendiri bagaimana memompa semangat dan positif vibes dari diri sendiri, dan juga bersyukur mendapat dukungan dari orang-orang baik yang membantu saya selama masa-masa isoman. Tentunya juga asupan makanan minuman harus tercukupi dengan minum obat/vitamin yang dianjurkan serta berjemur yang setiap hari saya lakukan yang setelah berjemur saya semprot disinfektan untuk antisipasi penularan,” ungkapnya.
Tidak dipungkiri Iin bahwa dalam masa isoman selama dua pekan tersebut rasa bosan dan terasingkan dirasakannya. Namun dirinya mengisi kegiatannya dengan beribadah dan mengaji untuk mengusir rasa bosannya sebagai komitmen untuk sembuh dan tidak menularkan kepada siapapun.
“Bosan, jenuh, dan merasa terasingkan dari dunia luar pasti ada tapi selama kita dapat mengisi dengan hal positif dengan beribadah dan mengaji selain mendekatkan diri pada Allah juga untuk menghilangkan kebosanan itu dan kembali ke janji saya untuk kembali sehat dan tidak menularkan kepada siapapun,” katanya.
Semua usahanya terbayarkan saat masa isomannya telah berakhir dengan melakukan uji swab antigen dengan hasil yang dinantinya yakni nilai rujukan negatif dari virus Covid-19.
“Bahagia sekali saat apa yang saya lakukan dan bertahan selama isoman terbayar dengan hasil swab antigen negatif sehingga saya dapat kembali beraktifitas kembali tentunya dengan menerapkan prokes ketat,” kata Iin memungkasi.