PLOSO, KabarJombang.com – Proyek pengadaan rumah burung hantu (rubuha) Dinas Pertanian Kabupaten Jombang disinyalir dikerjakan asal-asalan oleh kontraktor. Karena banyak yang tidak terpasang mur pada dudukan tiang penyangga serta konstruksi bangunan kondisinya miring atau doyong.
Seperti pada rubuha bantuan Dinas Pertanian yang ada di wilayah Kecamatan Ploso, dudukan tiang penyangga tidak terpasang mur dan baut patah. Selain itu konstruksi bangunan rubuha ini juga kondisinya nampak miring.
Salah seorang warga Ploso, Alim menuturkan jika mur pada dudukan tiang penyangga tidak dipasang sejak awal pengerjaan proyek rubuha yang menelan anggaran Rp 734 juta tersebut.
“Sejak awal memang tidak dipasang mur-nya, pada waktu itu sempat saya foto kalau mur tidak ada hingga kini belum dipasang,” kata pria yang rumahnya tidak jauh dari lokasi rubuha ini kepada KabarJombang.com, Kamis (24/6/2021).
Alim menilai tidak adanya mur serta ada baut yang patah pada dudukan tiang penyangga, bisa mempengaruhi kekuatan rubuha.
“Saya menilai proyek rubuha ini diduga tidak sesuai RAB atau spek. Karena, mengerjakannya secara asal-asalan. Mestinya mur dipasang, kan otomatis kekuatanya berkurang, jika sewaktu-waktu ada angin kencang,” tuturnya.
Ditambahkannya, rubuha dengan nilai Rp 9,4 juta per unit ini selain dianggap terlalu mahal. Juga belum genap setahun kondisi pagupon burung hantu diduga kondisinya sudah miring.
“Kalau dilihat salah satu pondasi naik ke atas mengakibatkan pondasi bagian sisi barat ambles. Akibatnya rubuha sekarang kondisinya miring ke barat. Seingat saya dulu sudah miring, tapi ini tambah parah,” kata Alim menegaskan.
Ia menduga jika pengerjaan rubuha di wilayah Ploso itu terburu-buru, lantaran ketika pengecoran pondasi masih dalam kondisi basah. Langsung dipasang tiang penyangga pagupon burung hantu.
“Karena pengerjaanya dulu kan sempat molor, sehingga pasangnya asal-asalan,” tutur dia.
Hal senada juga diungkapkan salah seorang petani, Parso. Jika mur pada dudukan tiang penyangga pagupon burung hantu, sejak awal pemasangan tidak terpasang.
Kemungkinan, menurutnya pekerja proyek rubuha Dinas Pertanian teledor.
“Disamping itu, juga sudah doyong itu ambles pondasinya. Kelihatanya doyongnya baru saja,” tandasnya.
Terpisah Kepala Disperta Jombang, Priadi menegaskan jika kerusakan bangunan rubuha masih menjadi tanggung jawab kontraktor selama satu tahun.
“Cek dulu di lapangan, apakah itu benar dibangun Disperta. Karena konstruksi (rubuha) Disperta tiang penyangganya tiga dan empat,” tutur dia melalui pesan WhatsApp.
Sementara itu, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Budi Santoso mengatakan bahwa perawatan rubuha masih menjadi tanggungjawab pihak kontraktor.
“Mur tidak ada atau kondisi rubuha miring, itu masih menjadi tanggung jawab kontraktor,” ungkapnya.
Dijelaskan Budi, kalau pengawasan rubuha Disperta dilakukan setiap dua hari sekali.
“Dua hari sekali dilakukan monitoring,” kata dia menegaskan.
Pelaksana proyek rubuha, Saiful saat dikonfirmasi KabarJombang.com tidak bisa menjelaskan terkait persoalan tersebut.
“Besok saja dibahas, sambil ngopi,” kata dia melalui chat whatsapp.
Diketahui, proyek rumah burung hantu (rubuha) Dinas Pertanian Jombang, yang menelan anggaran dari APBD-P tahun 2020 sebesar Rp 734 juta disinyalir dikerjakan serta asal-asalan serta diduga tidak sesuai dengan RAB (rencana anggaran biaya).
Menurut narasumber KabarJombang.com, proyek rubuha yang dikerjakan secara asal-asalan tersebut salah satunya berada di wilayah Kecamatan Mojoagung, Jombang.
“Dugaan pengerjaan secara asal-asalan ini, karena di lapangan ditemukan baut plat plandes harusnya empat, tetapi salah satunya tidak ada. Dudukan rumah rubaha diikat dengan kawat, serta kolom pondasi tidak plesteran dan acian,” kata narasumber saat melakukan pengecekan kondisi di lapangan bersama tim KabarJombang.com, Senin 14 Juni 2021 lalu.
Jika sesuai RAB proyek rubuha, diungkapkan pria yang juga kontraktor ini kolom pondasi seharusnya diplester maupun acian serta dudukan tiang penyangga ada empat lubang baut, tetapi di lokasi hanya ditemukan tiga lubang yang terpasang baut.