JOMBANG, KabarJombang.com- Ada sebanyak 10 persen orangtua siswa di SMAN 3 Jombang, tidak menghendaki PTM dari total siswa sebanyak 1034.
“Yang tidak diizini ada 10 persen dari total seluruh murid, kecuali kelas XII. Soalnya kelas XII ini kan sudah tidak masuk, karena sudah ujian, sudah selesai. Sehingga tinggal kelas X dan XI,” kata Kepala Sekolah SMAN 3 Jombang, Singgih Susanto saat ditemui Selasa (6/4/2021).
Pelaksanaan PTM ini dilaksanakan dengan sistem 50 persen per kelasnya. Misalnya dari jumlah 36 siswa yang melaksanakan PTM hari ini ada sekitar 18 siswa dari absen nomor 1 sampai 18. Kemudian nomor absen 19 sampai 36 esok harinya.
“Pembelajaran dimulai pukul 07.00 WIB hingga 10.00 WIB,” singkatnya.
Singgih mengatakan, jika ditemukan satu kasus terkonfirmasi di lingkungan sekolah. Maka pihaknya akan terpaksa melockdown dan PTM tidak dilanjutkan lagi, sebagai konsekuensi.
“Kalau memang dari sekolah ini ada yang kena, ya konsekuensinya langsung kita lockdown. Jadi jika ada satu saja yang kena ya PTM tidak kita lanjutkan untuk di SMAN 3 Jombang ini. Apakah ini berlaku bagi semua SMAN di Jombang? Saya tidak tahu,” ungkapnya.
Singgih berharap wilyah Kabupaten Jombang ini segera menjadi zona putih. Sehingga pembelajaran bisa berlangsung seperti sedia kala. Selain itu juga, kantin dan ekstrakulikuler bisa aktif kembali.
“Karena saat pandemi Covid-19 ini kantin tidak buka, ekstrakulikuler pun ditiadakan, dan olahraga pun juga tidak boleh di lapangan. Harapan kita sekolah ini bisa normal seperti sebelum ada Covid-19,” harapnya.
Sementara itu, ia juga sempat mengaku banyak laporan keluhan dari orangtua siswa yang kesusahan dengan sistem daring. Sehingga para orangtua berharap penuh agar PTM atau luring segera dilaksanakan.
“Jadi, orangtua itu banyak yang minta luring, karena sudah tidak bisa ngatasi. Dan dampaknya daring ini juga luar biasa. Anak yang dulunya sregrep (rajin), diam ini bisa terpengaruh. Bahkan masuk sekolah itu ogah-ogahan, karena sudah enjoy dengan daring,” pungkasnya.