NGORO, KabarJombang.com – Seorang Kiai di Kabupaten Jombang ditangkap polisi karena diduga mencabuli belasan santriwatinya sendiri. Perbuatan bejat Kiai cabul ini merupakan kasus pencabulan yang kedua kalinya.
Menurut keterangan warga sekitar Pondok Pesantren milik SBH, terduga pelaku cabul di wilayah Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Perbuatan kiai cabul di Jombang ini merupakan kasus yang kedua kalinya dalam rentang tahun berbeda.
Warga yang mewanti-wanti namanya tidak disebutkan berinisial SU menceritakan kepada KabarJombang.com, kasus pencabulan pertama pernah dilakukan beberapa tahun yang lalu, namun masih mendapat ampunan dan kesabaran dari masyarakat sekitar.
“Karena berada di lingkungan sini, banyak orangtua di daerah kami yang memondokkan anaknya disitu. Namun setelah ada kasus pencabulan pertama itu santri yang ada di daerah sekitar dijemput orangtua semua, tinggal tersisa santri yang jauh,” ungkap SU, Sabtu (13/2/2021).
Karena kasus pencabulan pertama yang menguap begitu saja, lambat laut santri luar Jombang, terlebih luar Jawa Timur berdatangan. Menurut warga, ada sekitar 150 santri baik putra atau putri yang ada di Pondok tersebut.
“Kebanyakan ini santri dari luar Jombang, banyak dari Jawa Tengah sepertinya. Soalnya kiai ini asalnya dari sana, kalau istrinya asli sini, istrinya orang baik. Kalau sang kiai ini terkesan arogan,” jelasnya.
Warga: Kasus Pencabulan Kiai Jangan Sampai Menguap
SU berharap ada tindakan tegas dari Pemerintah Desa atau instansi terkait agar pondok pesantren pimpinan kaia cabul di Jombang tersebut ditutup. Karena mencoreng nama desanya dan citra Ponpes yang ada di Jombang khususnya.
Ia menuturkan jika aktifitas pondok pesantren tersebut sangat tertutup. Sebelum pondok pesantren pindah ditempat saat ini, kegiatan mengaji dilakukan di Masjid dan masih bisa dipantau oleh masyarakat.
“Ini awalnya pondok ada di utara masjid, namun pindah ke sebelah barat, itupun pembangunan pondok dibantu masyarakat sekitar waktu itu, karena senang ada pondok dan bermanfaat. Namun nyatanya saat ini seperti ini kami begitu kecewa,” kata SU.
Warga menyebut saat ini para santri telah dijemput orang tua masing-masing, sementara pihak kepolisian tuturnya sempat memantau pondok pesantren pagi hari.
Warga sekitar berharap supaya kasus ini ditangani pihak berwajib dengan benar, dan diharapkan tidak menguap begitu saja seperti kasus pertama yang pernah dilakukannya.
“Desa harus tegas untuk kasus ini, Jangan kendo seperti kasus pertama. Dan jangan sampai tenggelam kasus ini apalagi ditangan pihak berwajib,” tegasnya.
Warga menyebut penangkapan kiai cabul berinisal SBH (49) dilakukan pada Selasa, 9 Februari 2021 malam yang sebelumnya disebut Kamis, 11 Februari 2021.