WONOSALAM, KabarJombang.com- Karena musim duren kali ini gagal panen. Kenduren atau kenduri durian yang setiap tahun dirayakan warga Wonosalam, Jombang, tahun ini ditiadakan.
Acara Kenduren ini adalah sebagai salah satu tradisi masyarakat yang ada di 9 desa di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Hal itu sebagai ungkapan rasa syukur melimpahnya hasil panen durian masyarakat setempat.
Tahun ini dibatalkan akibat pandemi Covid-19, apalagi saat ini petani durian Wonosalam gagal panen.
Camat Wonosalam, Haris Aminudin mengatakan, bahwa dibatalkannya acara kenduren ini karena pandemi Covid-19 dan hasil panen durian dari masyarakat berkurang.
“Karena pertama kondisi saat ini masih pandemi Covid-19, kenduren tidak akan lepas dari yang namanya kerumunan. Begitu juga pengaruh dari hasil panen durian ini bisa dibilang gagal,” ujar Haris kepada KabarJombang.com, Senin (1/2/2021).
Gagal panennya para petani durian disebabkan karena curah hujan yang tinggi. Sehingga bunga durian berguguran yang mengakibatkan hasil panen tidak maskimal.
“Hal ini juga hampir sama dengan kondisi tahun 2017 yang gagal panen. Sehingga untuk kenduren tahun 2021 ini dibatalkan,” tegasnya.
Dikatakan, selain kenduren, event-event yang masuk dalam rangkaian kenduren ini juga dibatalkan hingga menunggu kondisi normal.
Sedangkan kondisi dan nasib para petani setempat juga turut berpengaruh dari adanya wabah pandemi Covid-19 ini.
“Ya tentunya kondisi petani terpengaruh, namun walaupun petani tidak panen raya ya masih bisalah dinikmati beberapa petani,” katanya.
Sebelumnya acara kenduren ini dimodifikasi menyerupai tumpeng yang disusunan dari buah durian raksasa dengan tinggi sekitar 7 meter. Selanjutnya disuguhkan pada para pengunjung diacara tersebut secara gratis.
Biasanya, acara kenduren Wonosalam ini didatangi puluhan ribu pengunjung tidak hanya dari Jombang. Akan tetapi juga luar Jombang, yang tumpah ruah di Lapangan Wonosalam.
Kenduren Wonosalam, ditunggu-tunggu masyarakat ini menjadi salah satu daya tarik sendiri bagi wisatawan terhadap budaya Kabupaten Jombang.
Dari sembilan desa tersebut tiap desanya membuat sebuah tumpeng berisi durian serta beberapa jenis hasil bumi. Ritual kenduren Wonosalam dimulai dari arak-arakan sembilan tumpeng dari kantor Kecamatan Wonosalam.
Kesembilan tumpeng itu masing-masing diarak puluhan warga dari sembilan desa menuju lapangan Kecamatan Wonosalam. Memasuki lapangan, kesembilan tumpeng berisi buah durian dan berbagai jenis hasil bumi diletakkan terpisah mengelilingi sebuah tumpeng raksasa. Tumpeng itu berisi 20.000 lebih buah durian yang dibagikan gratis kepada para pengunjung.