JOMBANG, KabarJombang.com- Selain dianggap sebagian orang sebagai bulan spesial dengan cokelat dan bunga. Bulan Februari juga menjadi bulan yang beda dari lain karena hanya memiliki 28 hari dan 29 hari saat kabisat.
Penetapan kalender masehi tidak terlepas dari kisah masa kerajaan Romawi di masa Pemerintahan Julius Caesar. Termasuk dengan cerita mengapa Februari tak sama dengan bulan lainnya. Untuk penjelasannya simak ulasan berikut ini.
- Kalender masehi ini sebenarnya berdasarkan sistem matahari yang dikenalkan sejak zaman Romawi, jauh sebelum pemerintahan Julius Caesar. Julius Caesar pada awalnya membagi 1 tahun dalam 10 bulan, apa saja ya guys? 10 bulan tersebut adalah: Martius, Aprilis, Maius, Junius, Quintilis, Sextilis, September, October,November, December. Belum ada Januari, jadi saat itu awal tahun dilakukan di Bulan Maret (Martius).
- Seiring perjalanan waktu, para ilmuwan Mesir pada tahun 47 SM merasa bahwa terdapat kesalahan nih pada kalender tersebut. Singkat cerita, setelah Julius Caesar pulang dari Mesir menuju Roma, ia menambahkan 2 bulan lagi dalam kalendernya yaitu Januarius dan Februarius. Sehingga dalam 1 tahun berumur 365 hari dan setiap 4 tahun sekali berumur 366 hari atau disebut tahun kabisat.
– Kenapa Februari hanya terdapat 28 hari?
Pada awalnya Julius Caesar menetapkan Februari terdapat 29 hari, dan pada tahun kabisat menjadi 30 hari. Nah setelah masa kepemimpinan Julius Caesar berakhir, digantikan oleh Kaisar Agustus.
Kaisar Agustus mengubah bulan Sextilis menjadi Augustus (Agustus) untuk mengabadikan namanya. Pada kalender sebelumnya, bulan agustus hanya berisi 30 hari dan ditambah 1 hari oleh Kaisar Agustus menjadi 31 hari.
Penambahan hari tersebut tidak diiringi penambahan jumlah hari dalam satu tahun loh! Melainkan Kaisar Agustus mengambil 1 hari dari bulan Februari ke bulan Agustus. Itulah mengapa pada bulan Februari sampai saat ini hanya terdapat 28 hari atau 29 hari pada tahun kabisat.
Seiring berjalannya waktu, kalender Romawi ini lama-lama menunjukkan adanya kesalahan lagi! Sehingga Paus Gregorius XIII pimpinan gereja Katolik di Roma (1582) melakukan koreksi dan mengeluarkan beberapa keputusan yang salah satunya adalah penetapan 1 Januari sebagai awal tahun baru atau bukan lagi pada bulan Maret. Sampai saat ini kalender Masehi dapat diterima oleh seluruh dunia.