JOMBANG, KabarJombang.com – Direktur LInK (Lingkar Indonesia Untuk Keadilan) Aan Anshori menilai tudingan Bupati Jombang Mundjidah Wahab terkait protes keras korban banjir Dusun Beluk, Kecamatan Kesamben adalah hasil rekayasa atau settingan, sangat melukai masyarakat.
“Pernyataan settingan Bupati yang mengatakan jika protes warga terdampak banjir kepada beliau adalah setingan itu justru melukai warga. Sebenarnya warga yang protes ingin menunjukkan sesuatu yang lebih parah. Supaya ada atensi, malah dianggap setingan, itu kan ya ngawur to dan itu melukai,” katanya, kepada KabarJombang.com, Senin (18/1/2021).
Aktivis GusDurian ini menganggap aksi protes warga terdampak banjir dusun Beluk Desa Jombok Kesamben tersebut merupakan hal yang wajar dilakukan seorang masyarakat karena rasa kekecewaanya yang tidak lagi tertahan kepada pemimpinnya.
“Karena itu suatu yang wajar saja, bahwa mereka selama 14 hari itu terendam banjir dibagian wilayah yang dalam, dan itu merupakan salah satu bukti bahwa mereka kecewa dengan pemimpinnya ini,” ujar Aan.
Aan menganggap seorang pemimpin adalah pelayan bagi masyarakatnya. Menjadi pemimpin berarti mendapat mandat untuk melayani rakyat.
“Beliau tidak berdialog dengan masyarakat sampai ke bawah sana. Beliau juga tidak turun ke lokasi yang tergenang banjir,” ungkap laki-laki berkacamata sambil mempraktikan gaya Bupati saat meninjau lokasi banjir kala itu.
Dia juga menilai Bupati Jombang Mundjidah Wahab belum bisa mensejahterakan rakyatnya.
Diketahui warga yang melakukan protes dan mengumpat kepada Bupati Jombang tersebut merupakan warga asli Dusun Beluk, Desa Jombok, berinisial NC.
Ketika tim kabarjombang.com mendatangi rumahnya di Dusun Beluk RT 02, NC, Kamis (14/1/2021) dan keluarga tidak berada di rumahnya.
Paman NC, Garmin menuturkan jika keponakannya adalah warga asli dusun Beluk dan tinggal bersama kedua orang tuanya.
Namun setelah menikah saat ini NC tinggal tidak menetap di Beluk. Terkadang di rumahnya sendiri kadang dirumah sang istri yang ada di Kemlagi, Mojokerto.