GUDO, KabarJombang.com-Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Jombang, digelar Rabu (16/12/2020). Karena dalam masa pandemi Covid-19, pemilih diharuskan memakai sarung tangan plastik sebelum memasuki tempat pemilihan suara (TPS). Namun hal itu dinilai kurang efektif.
Sebagaimana diungkapkan salah satu pemilih Kar (55) di Desa Wangkal Kepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang. Menurutnya, melakukan pencoblosan dengan memakai sarung tangan plastik tidak membuatnya nyaman.
“Tetap masih enal nyoblos pas seperti biasa (sebelum pandemi) , pakai plastik itu jadi licin mau nyoblos agak susah.”ungkapnya pada KabarJombang.com Rabu (16/12/2020) di lokasi pencoblosan.
Dari pantauan KabarJombang.com penggunaan sarung tangan plastik untuk patuhi protokol kesehatan (prokes) hanya pada satu tangan saj,a yaitu di tangan kanan saja.
Terkait hal tersebut, Kar mengaku tidak mengetahui alasan hanya diberikan satu sarung tangan plastik saja.”Saya tidak tahu kalau itu, hanya satu tangan saja yang dikasih sarung plastik.”singkatnya.
Diketahui bahwa sebelum memasuki ruang pemilihan, para calon pemilih dipasangkan sarung tangan plastik oleh panitia di tangan kanan calon pemilih. Setelah melakukan pencoblosan, sarung plastik tersebut dibuang ke tempat yang sudah disediakan.
Kar mempertanyakan tentang penggunaan sarung tangan plastik yang sepengetahuannya untuk mencegah menyebarnya Covid-19.
“Laiya ya cuma satu yang dipakai sarung tangannya, tangan satunya gak dikasih. Pegang kertas dan pas nyoblos kan gak bisa hanya satu tangan. Padahal tadi juga masuk cuci tangan sama sabun.”katanya.
Terkait sarung tangan untuk panitia pilkades di TPS 01 Desa Wangkal Kepuh, juga terpantau tidak seluruh panitia Pilkades memakai sarung tangan untuk pencegahan menyebarnya covid-19. (Diana)