JOMBANG, KabarJombang.com – Meski dianggap sejumlah petani tidak efektif dalam menanggulangi ham tikus, Dinas Pertanian (Disperta) Jombang tetap belanja pengadaan 78 rumah burung hantu (Rubuha). Nilainya, sebesar Rp 922 Juta.
Kepala Disperta Jombang, Pri Adi membenarkan pengadaan Rubuha tersebut. Hanya saja, belum diketahui siapa pemenang tendernya. “Iya benar kami melakukan pengadaan itu, tinggal menunggu pemenang dari ULP,” ungkapnya.
Rumah burung hantu tersebut, ternyata tidak disebar secara merata se-Kabupaten Jombang. Melainkan hanya 10 kecamatan dari 21 Kecamatan yang ada di Jombang. Alasannya, pengaaan rumah burung hantu tersebut diprioritaskan ke kecamatan yang tahun 2019 terserang hama tikus.
Hanya saja, pihaknya tidak menyebut secara detail, 10 kecamatan yang menjadi prioritas pengadaan ini. “Sasarannya hanya 10 kecamatan. Prioritasnya di kecamatan yang daerahnya terserang hama tikus tahun 2019 kemarin,” katanya.
Sebelumnya, Muhajir (60) petani di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang menilai, keberadaan rumah burung hantu yang sudah terpasang di wilayahnya, tidak efektif menaggulangi hama tikus. Meski Rubuha terebut, sudah ada 10 tahun terakhir.
Dikatakan tidak efektif, karena burung hantu lebih suka berada di pohon yang rimbun. “Dan yang ada di rumah burung hantu itu, hanya anakan. Kalau masih anakan, mana berani dengan tikus,” sambungnya.
Selama ini, katanya, petani di desanya banyak menggunakan setrum listrik dan kegiatan gropyokan tikus.
“Dulu saya sudah pernah usul pada PPL dibuatkan penangkaran burung hantu secara permanen. Sudah saya siapkan lahan 8 meter, sudah difoto. Namun juga tidak ada tindak lanjut sampai sekarang,” tuturnya.