NGORO, KabarJombang.com – Cukup membanggakan, ternyata Jombang memiliki sejarah adanya lapangan terbang. Tepatnya di Desa Badang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.
Di lahan bekas lapangan terbang tersebut tertulis di papan nama “Tanah Milik Negara CQ. TNI AU Lanud Surabaya,”.
Lapangan tersebut saat ini banyak dipergunakan sebagai pertandingan aeromodelling dan beberapa olahraga lainnya.
Menurut Tuntun Ari Wibowo selaku pembina aeromodelling, lapangan yang berada di Desa Badang, Kecamatan Ngoro itu, merupakan bekas lapangan terbang kepemilikan AU yang saat ini sudah tidak dipakai.
“Kami sering memakainya untuk pertandingan, terakhir pada awal bulan September kemarin kami pakai. Secara geografis disana tempatnya menarik,” ungkapnya pada KabarJombang.com, Selasa (27/10/2020).
Pembina sekaligus wasit aeromodelling ini mengatakan, karakteristik angin yang dimiliki lapangan Badang sangat bagus. Pasalnya memiliki angin Laminer (kuat searah). Arah angin berasal dari selatan ke utara sepanjang tahun dengan kuat. Padahal musim tertentu biasanya arah angin dari timur ke barat.
Selain angin, landasan yang dimiliki bekas lapangan terbang ini adalah bentuk L dengan sisi pertama membujur dari barat ke timur. Sisi kedua membujur dari utara ke selatan. Adapula lapangan terbang bentuk “cross” membujur dari tenggara ke barat laut.
“Namun landasan yang ketiga bentuk cross ini tidak difungsikan,” imbuhnya.
Dilihat dari sisi sejarahnya lapangan terbang tersebut merupakan saksi bisu perang dunia ke II antara blok timur dengan sekutu.
“Lapangan terbang ini jadi pada tahun 1937 dibangun pemerintahan Hindia Belanda untuk menghadapi perang dunia,” jelasnya.
Dikatakan Tuntun Ari Wibowo, berdasar catatan sejarah pada tahun 1960 lapangan terbang tersebut masih dipakai oleh jawatan pertanian atau saat ini dikenal Kementeriaan Pertanian untuk base camp lapangan terbang guna penyemprotan hama.
Pembina Aeromodelling itu menyebutkan, sampai sejauh ini lapangan terbang tersebut sudah tidak dipakai atau difungsikan lantaran sudah adanya landasan udara yang lain.
Mengingat saat ini body pesawat cukup besar serta daya jangkau atau jarak tempuh panjang karena bahan bakar yang tinggi.
Sedangkan pada masa itu, pesawat kecil dengan jangkauan yang terbatas. Terkait adanya bekas lapangan terbang seluas 549.503 meter itu dibenarkan Kepala Desa Badang, Sholihudin lapangan tersebut kepemilikan TNI AU.
“Kalau dari pihak AU lapangan tersebut sudah tidak aktif. Tapi sama warga difungsikan untuk tempat tinggal dan berkebun,” pungkasnya.